LPM Psikogenesis

LPM Psikogenesis
LPM Psikogenesis

Aksi Meja Demokrasi oleh Aliansi Mahasiswa UNM Digelar dengan Simbol Meja Kosong

follow:

Simbol Meja Kosong Rektor UNM dalam Kegiatan Aksi Meja Demokrasi

Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Rabu (17/07) – Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Aksi Menjamu Aspirasi (Meja) Demokrasi dengan mengangkat beberapa topik di Pelataran Menara Phinisi UNM pada Senin (15/07) kemarin.

 

Zahran Arya Putra selaku Jenderal Lapangan menyampaikan bahwa tujuan aksi Meja Demokrasi adalah sebagai bentuk respon terhadap kejadian intimidasi (baca di sini: Viral, Dosen UNM Makassar Dorong Mahasiswa yang Kritik Kebijakan Kampus, Begini Kejadiannya) serta kesepakatan mahasiswa sebagai masyarakat.

 

“Tujuannya kali ini yang pertama sedikit merespon terhadap kejadian intimidasi kemarin dan juga hasil audiensi serta kesepakatannya teman-teman alias masyarakat untuk mempertanyakan baik-baik, jadi kita turun untuk mempertegas lagi bagaimana posisi kita,” sampainya.

 

Mahasiswa angkatan 2019 ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini melibatkan beberapa serikat aliansi seperti Serikat Peduli Dasa Dharma, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNM, BEM FIP UNM, BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H) UNM, BEM Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Ekonomi (PE) UNM, Front Mahasiswa Nasional Ranting UNM, anggota mahasiswa olahraga, dan Serikat Penduduk Dasar Rumah.

 

“Kegiatan ini melibatkan kawan-kawan dari serikat aliansi, seperti Serikat Peduli Dasa Dharma, untuk BEM-BEM sendiri ada dari teman-teman BEM FMIPA UNM, BEM FIP UNM, BEM FIS-H UNM, dari BEM FBS UNM, HMPS PE UNM. Ada juga yang tergabung dari kawan-kawan Front Mahasiswa Nasional Ranting UNM, ada juga dari anggota mahasiswa olahraga, dan terakhir dari Serikat Penduduk Dasar Rumah,” ungkapnya.

 

Selanjutnya, M. Dirga Rizkiansyah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM selaku salah satu massa aksi menjelaskan bahwa aksi dimulai dengan simbol meja kosong, karena sebelumnya beberapa perwakilan dari massa aksi telah mencoba datang ke ruang rapat, namun hanya bisa bertemu Wakil Rektor (WR) III selaku perwakilan Rektor, hal tersebut sebagai simbol keengganan Rektor untuk bertemu dengan massa aksi.

 

“Kita di atas (baca: ruang rapat), tidak mendiskusikan soal tuntutan kita, intinya kita meminta bertemu dengan Rektor. Pak Arifin Manggau menyampaikan bisa ketemu di lain kesempatan. Jadi kita akan memulai kegiatan Meja Demokrasi dengan simbol meja kosong bahwa Rektor tidak mau menemui kita,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, mahasiswa yang akrab disapa Dirga menuturkan bahwa penyebab Rektor tidak ingin bertemu dengan massa aksi menurut WR III dikarenakan legalitas Aliansi Mahasiswa UNM kurang merepresentatifkan seluruh Lembaga Kemahasiswaan (LK) UNM. Namun, setelah menyampaikan visi misi, WR III berjanji akan menerima dialog Aliansi Mahasiswa UNM.

 

“WR III tadi sempat menyingggung soal legalitas Aliansi Mahasiswa UNM bahwa pak Rektor enggan menemui karena menganggap kita itu kurang representatif seluruh LK UNM. Nah, namun setelah kami menyampaikan visi misi dan segala macam WR III berjanji di lain kesempatan akan bertemu dengan Aliansi Mahasiswa UNM, bukan menemui yang lain (baca: LK UNM). WR III juga tadi menyampaikan bahwa akan menerima dialog Aliansi Mahasiswa UNM dan bukan lembaga yang lain,” tuturnya.

 

Sementara itu, Zahran mengungkapkan bahwa alasan Rektor UNM yang tidak memenuhi panggilan diskusi dikarenakan kelelahan. Sebab, menurutnya aspirasi ini (baca di sini : Semua Berhak Suarakan Masalah UNM) adalah aspirasi yang sudah lama ada dan bukan hal yang baru.

 

“Sangat kecewa karena tadi alasannya Rektor UNM tidak memenuhi itu karena capek. Bisa dibilang, apa yang menjadi aspirasinya teman-teman ini sudah lama dan juga bukan hal yang baru Ini masalah lama. Jadi kalau mau dibilang capek itu sudah risiko pimpinan sendiri karena mau ambil amanah sebagai pimpinan,” ungkapnya.

 

Sebagai penutup, Zahran berharap agar ke depannya dapat bertemu dengan Rektor UNM ketika ruang demokrasi dan diskusi dibuka untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi mahasiswa.

 

“Kita coba membuka ruang demokrasi dan ruang diskusi kepada pihak pimpinan, tapi hari ini justru Rektor UNM tidak mau menemui kita. Jadi harapannya kami, semoga ke depannya bisa bertemu untuk menyampaikan langsung bagaimana aspirasinya teman-teman mahasiswa yang lain,” tutupnya. (RNA)

psikogenesis.org

psikogenesis.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts