Tim dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “PKM Optimalisasi Kompetensi Pendamping Psikososial Penyintas Bencana Melalui Workshop Psychological First Aid bagi Relawan Rumah Zakat Action”.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu (04/05) yang bertempat di Kantor Rumah Zakat Provinsi Sulawesi Selatan yang diikuti oleh tim relawan Rumah Zakat Action (RZA) beserta para Staf Rumah Zakat Provinsi Sulawesi Selatan yang akan diturunkan untuk melakukan pendampingan psikososial penyintas bencana.
Awal dari inisiasinya Program Kemitraan Mahasiswa (PKM) dengan tema tersebut oleh karena pihak Rumah Zakat selaku mitra dari kegiatan PKM ini membutuhkan agar para relawan yang tergabung dalam RZA memiliki kompetensi dalam melakukan pendampingan para penyintas bencana. Urgensi pelaksanaan kegiatan ini semakin nampak dikarenakan sebelum kegiatan dilangsungkan terjadi bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan, setelah sebelumnya bencana serupa juga menerjang Kabupaten Enrekang dan Sidrap.
Perdana Kusuma selaku Ketua Tim Dosen dalam PKM kali ini menginisiasi pembekalan kompetensi dasar psychological first aid bagi para relawan yang akan bertugas agar ketika para relawan turun ke lapangan, mereka tidak hanya sekedar turun membawa bantuan logistic untuk kemanusiaan melainkan turut memberikan andil untuk membantu para penyintas bencana agar dapat segera bangkit dan terfasilitasi keberfungsian psikologisnya, tentu saja melalui pendampingan psikososial dengan kompetensi psychological first aid.
Tim ini berisikan Perdana Kusuma selaku Ketua Tim didampingi oleh dua orang dosen lainnya yaitu Tri Sulastri dan Astiti Tenriawaru serta melibatkan dua orang mahasiswa aktif dari FPsi yaitu Sitti Rahmah dan Restu Anugrah.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan agar para relawan RZA dapat memahami dan mengimplementasi ilmu dan pengalaman pendampingan penyintas bencana yang telah disampaikan oleh fasilitator sehingga bisa memberikan dampak positif bagi para penyintas agar dalam waktu singkat mereka bisa bangkit dari keterpurukan akibat situasi bencana yang menimpa mereka.
Untuk kedepannya, kegiatan seperti ini semoga bisa terus disebarluaskan agar lebih banyak lembaga swasta maupun pemerintah bahkan komunitas-komunitas kerelawanan yang memahami kompetensi apa saja yang perlu dikuasai dalam proses pendampingan psikososial, terkhusus psychological first aid bagi penyintas bencana.