Potret M. Aqsha Mahendra Munir Perwakilan SulSel dalam PPKPMN tahun 2024
Sumber: Dok. Pribadi
Psikogenesis, Kamis (03/10) – Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam Program Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional (PKPMN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan bekerja sama dengan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas) yang berlangsung mulai Minggu hingga Senin (01-16/09) lalu.
M. Aqsha Mahendra Munir selaku perwakilan Sulsel menjelaskan jika program PKPMN adalah pelatihan bagi pemuda yang bekerja sama dengan Kemenpora dan Lemhannas yang berlangsung selama 16 hari.
“Program ini ranah pelatihan, kader, pemimpin nasional atau dikenal PKPMN, acaranya ini diselenggarakan oleh deputi dua Kemenpora yang juga kerjasama dengan Lemhannas, jadi di dalam rangkaian acaranya itu total (baca: berjalannya) selama 16 hari,” jelasnya.
Mahasiswa yang akrab disapa Aqsha ini juga menekankan pentingnya pengalaman dan pengetahuan yang ia peroleh selama program, terutama materi wawasan kebangsaan dan ideologi yang memiliki nilai signifikan untuk dipelajari.
“Di sana kita belajar tentang wawasan kebangsaan, ideologi, karena sekarang kan banyak yang kurang pemahaman ideologi Pancasila-nya, dan kami didoktrin terus untuk memperkuat itu,” ujar Aqsha.
Aqsha juga mengungkapkan bahwa terdapat tiga jalur pendaftaran yang terdapat pada program PKPMN, yaitu jalur Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Pemuda Berprestasi, dan Organisasi Kepemudaan (OKP). Ia juga menyampaikan terdapat lima perwakilan dari Provinsi Sulsel yang mengikuti PKPMN.
“Jadi PKPMN itu ada tiga jalur pendaftaran, jalur Dispora, jalur Pemuda Berprestasi, dan jalur OKP, yang mewakili Sulawesi Selatan itu ada lima orang,” ungkapnya.
Setelah mengikuti berbagai materi, Aqsha merasa bahwa salah satu keterampilan yang paling berguna yang didapatkan selama berjalannya program PKPMN ini adalah kemampuan dalam memecahkan masalah.
“Kalau terkait ilmu baru yang bisa diterapkan itu mungkin terkait problem solving kayak kita (baca: pemuda) dikasih case, kemudian dicarikan solusi bagaimana kita menyelesaikan (baca: masalah) di sana, dia buat berpikir kritis ki ceritanya,” jelas Aqsha.
Aqsha juga menambahkan jika Pin Lemhannas merupakan perolehan paling berharga setelah menyelesaikan program PKPMN yang hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkannya.
“Kemudian yang sangat berharga itu terkait Pin-nya Lemhannas, karena setelah menyelesaikan pendidikan (baca: PKPMN) ada Pin Lemhannas yang diberikan. Jadi orang-orang yang terpilih ji bisa mendapatkan Pin Lemhannas,” tambahnya.
Sebagai penutup, Aqsha berharap program PKPMN dapat diadakan setiap tahun agar banyak pemuda Indonesia yang mendapatkan pengalaman yang bermanfaat bagi dirinya sendiri serta untuk masyarakat luas.
“Harapan saya, semoga program ini (Baca: PKPMN) bisa dilaksanakan setiap tahun agar semakin banyak pemuda, mahasiswa, dan sejajarannya yang merasakan manfaatnya dan bisa berkontribusi positif bagi masyarakat,” tutupnya. (015)