Karta Jayadi selaku Rektor UNM menjelaskan bahwa intervensi ancaman yang diberikan dosen kepada mahasiswa telah didengarnya dan menyatakan bahwa intimidasi terkait kelulusan merupakan kekerasan, sehingga Karta berjanji akan melindungi mahasiswa yang diberi intervensi berupa ancaman.
“Apa yang kalian sampaikan itu (baca: intervensi ancaman akademik oleh dosen) saya juga dengar. Jadi mohon kalau ada yang mengalami intimidasi seperti ‘kalau kau terlalu keras, kau tidak lulus’ seperti ini tidak boleh karena itu kekerasan namanya. Jadi kalian mahasiswa itu dilindungi, saya jaminkan itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Karta membahas perihal kasus terkait mahasiswa yang mendapatkan Kartu Imdonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang mengeluh karena kehabisan dana KIP-K sebelum jadwal pencairan dana, maka dari itu diberikan solusi bahwa dana KIP-K cair tiap bulan agar mahasiswa bisa mengatur kebutuhannya. Karta juga menyampaikan bahwa mahasiswa yang berhenti berkuliah karena keuangan merupakan tanggung jawab Karta.
“Jadi ada memang Rektor kemarin (baca: Husain Syam) mengatakan bahwa ada mahasiswa KIP yang keluar tiga bulan langsung habis (baca: dananya) kemudian diberi solusi untuk ambil tiap bulan dana KIP. Mulai sekarang manage itu kebutuhan, jangan hidup dengan keinginan tapi hidup dengan kebutuhan. Jangan ada yang berhenti perkuliahan hanya karena keuangan, beritahu saya kalau ada orang yang tidak bayar maka itu tanggung jawab saya. Tidak boleh ada mahasiswa UNM pergi, jangan berhenti hanya karena tidak punya uang untuk pembayaran, saya datang di rumahnya saya jemput ke rumahnya,” tuturnya.
Selain itu, Karta juga menambahkan bahwa ada dua fakultas yang belum memiliki LK yang menunjukkan adanya ketidakberesan yang seharusnya tidak boleh ada kekosongan kelembagaan, oleh karena itu Karta menjelaskan bahwa usahakan agar LK Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) bisa dibentuk bulan Juni.
“Ada dua fakultas yang belum terbentuk LK fakultasnya, FT dan FIKK. Berikan mereka haknya, itu menunjukkan ada ketidakberesan. Tidak ada alasan, tidak boleh ada kekosongan kelembagaan. Meskipun tidak ada LK tetap kita akan didemo. FT dan FIKK segera dibentuk Lknya, kalau bisa di bulan ini (baca: Juni), setelah terbentuk nanti saya hadir. Saya berjanji untuk hadir FT dan FIKK,” tambahnya.
Pada pertanyaan lain, Karta menegaskan bahwa jangan ada Pungli lagi khususnya di FIKK sebab pemberi dan penerima Pungli memiliki hukuman yang sama dan diarahkan untuk menghubungi Karta ketika ada yang meminta pungli.
“Jangan mau dipungli, pemberi Pungli dan penerima sama hukumannya. Dosen-dosen apa tidak malu minta uang sama mahasiswa? makanya saya tegaskan bahwa jangan mau dipungli. Kalau ada yang dipungli saya tunggu di lantai delapan, bisik saja saya. Jangan ada Pungli lagi di FIKK, tidak mungkin ada suara keluar kalau Pungli tidak terjadi,” tegasnya.
Sebagai penutup, Karta berharap agar pengurus LK dapat mencermati apa yang ada di lingkungan sekitar agar UNM bisa berhasil dan berharap agar diskusi kali untuk bisa diperdalam lagi.
“Saya memohon pengurus Lembaga Kemahasiswaan mencermati apa yang ada di lingkungan sekitar, jangan pernah menganggap bahwa kita benar sendiri, karena kalian UNM bisa berhasil, karena kalian UNM bisa lebih bermartabat, oleh karena itu diskusi kali ini tidak sampai di sini kalau memang ada yang mau diperdalam ayo sampaikan ke saya nanti kita berdiskusi dengan suasana yang lebih terukur,” tutupnya. (RNA)
