Gambar 0.3.Pisang epe’
yang sedang dibakar di salah satu gerobak pedagang pisang epe’
di Pantai Losari Makassar
yang sedang dibakar di salah satu gerobak pedagang pisang epe’
di Pantai Losari Makassar
Pantai Losari
merupakan pantai yang terkenal dengan keramaiannya. Pantai yang terletak di ujung kota Makassar ini menjadi salah satu tempat berkunjung orang-orang yang
berasal dari daerah di luar Makassar.
Salah satu yang membuat pantai Losari terlihat ramai karena berjejernya pedagang-pedagang pisang epe’ di sekitaran pantai. Salah seorang pedagang pisang epe’ yang bernama Salma Dg Caya, pemilik Café Batara, mengungkapkan bahwa mereka berjualan di sekitaran pantai karena banyak pengunjung yang berdatangan ke pantai Losari. Salma menjual pisang epe’ karena merupakan makanan khas Makassar yang harus dipertahankan. Alasan lainnya karena pemerintah melarang berdagang makanan selain pisang epe’ di area sekitar pantai Losari.
merupakan pantai yang terkenal dengan keramaiannya. Pantai yang terletak di ujung kota Makassar ini menjadi salah satu tempat berkunjung orang-orang yang
berasal dari daerah di luar Makassar.
Salah satu yang membuat pantai Losari terlihat ramai karena berjejernya pedagang-pedagang pisang epe’ di sekitaran pantai. Salah seorang pedagang pisang epe’ yang bernama Salma Dg Caya, pemilik Café Batara, mengungkapkan bahwa mereka berjualan di sekitaran pantai karena banyak pengunjung yang berdatangan ke pantai Losari. Salma menjual pisang epe’ karena merupakan makanan khas Makassar yang harus dipertahankan. Alasan lainnya karena pemerintah melarang berdagang makanan selain pisang epe’ di area sekitar pantai Losari.
Pedagang-pedagang pisang epe’ tersebut juga memiliki kontribusi yang cukup memberatkan. “Sewa untuk bayar listrik Rp8.000,- per
malam dan untuk tiap gerobak itu dibayar Rp10.000 per malam juga. Tetapi sekarang sewa untuk penitipan gerobak sudah dibayar per bulan Rp250.000,-”, jelas Salma.
malam dan untuk tiap gerobak itu dibayar Rp10.000 per malam juga. Tetapi sekarang sewa untuk penitipan gerobak sudah dibayar per bulan Rp250.000,-”, jelas Salma.
Kenaikan BBM yang telah ditetapkan pemerintah juga semakin memberatkan para pedagang pisang epe’. Salma mengaku keuntungannya berkurang drastis semenjak pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM. “Sebelum naik BBM keuntungan per hari saya biasanya mencapai Rp150.000,- tapi semenjak naik BBM berkurang ki menjadi Rp90.000,- per hari. Itu karena harga pisang naik dari Rp15.000,- per sisir rmenjadi Rp20.000,- per sisir. Belum lagi bahan-bahan lain seperti gula dan susu ikut naik. Tapi harga pisang epe’ tetap ki Rp10.000 per porsinya. Mau ki’naikkan ki takut ki juga nanti makin sepi pembeli. Jadi pasrah maki’ saja”, ujar Salma. Para pedagang pisang epe’ berharap semoga pemerintah bisa menurunkan harga BBM kembali atau setidaknya memberi mereka alternatif lain agar keuntungan yang
diperoleh tidak berkurang.
diperoleh tidak berkurang.
“Harga pisang epe’–nya tetap ji kayak biasa meskipun BBM
naik. Jadi, saya rasa tidak ada ji yang berubah dengan suasana Losari,” ujar Husnul, salah seorang pengunjung. Husnul berharap agar pantai Losari tetap terjaga kebersihannya dan hanya diisi oleh para pedagang pisang epe’, bukan makanan lain. (FA/NAA).
naik. Jadi, saya rasa tidak ada ji yang berubah dengan suasana Losari,” ujar Husnul, salah seorang pengunjung. Husnul berharap agar pantai Losari tetap terjaga kebersihannya dan hanya diisi oleh para pedagang pisang epe’, bukan makanan lain. (FA/NAA).
*Reporter dalam berita ini merupakan peserta Diklat Jurnalistik VII yang saat ini menjalani proses magang di LPM Psikogenesis.