Foto Aksi BEM UNM di Gedung DPRD Sulawesi Selatan
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis
Psikogenesis, Kamis (22/08) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi dengan mengangkat isu utama “Rebut Kedaulatan Rakyat: Lawan Pembangkangan Konstitusi” di depan Menara Phinisi UNM dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Kamis (22/08).
Fahrul Husain Abadi selaku Jenderal Lapangan menjelaskan bahwa aksi ini mengangkat isu utama “Rebut Kedaulatan Rakyat: Lawan Pembangkangan Konstitusi” yang dilatarbelakangi oleh fenomena pembangkangan konstitusi.
“Rebut Kedaulatan Rakyat Lawan Pembangkangan Konstitusi, tema ini kita angkat karena fenomena yang kita saksikan merupakan bentuk pembangkangan konstitusi di mana kedaulatan rakyat pada hari ini direnggut,” jelasnya.
Mahasiswa yang disapa Fahrul itu menuturkan bahwa sekitar 300 orang mahasiswa UNM yang turut andil pada aksi kali ini.
“Dari UNM beserta seluruh fakultas jajaran estimasi yang turun sekitar 300 orang,” tuturnya.
Selanjutnya, Fahrul mengungkapkan bahwa titik aksi di mulai dari depan UNM, kemudian di Flyover, dan terakhir di Gedung DPRD Sulawesi Selatan.
“Jadi titik aksi yang kita lakukan di depan UNM kemudian mulai maraton dari depan kampus UNM sendiri yang kemudian kita di Flyover untuk selanjutnya kita bergeser ke DPRD Sulawesi Selatan. Kita di Flyover karena merupakan salah satu jalur utama di Kota Makassar untuk bagaimana kita melumpuhkan jalur perekonomian,” ungkapnya.
Fahrul menegaskan bahwa akan diadakan aksi lanjutan apabila tuntutan mahasiswa hari ini tidak mendapatkan solusi konkrit dan UNM akan menyuarakan suara-suara kebenaran dengan massa yang lebih besar.
“Jelas akan diadakan aksi lanjutan, apabila tuntutan mahasiswa hari ini tidak menemukan solusi konkrit, tidak mendapatkan atensi dan tidak diindahkan. Mahasiswa UNM dengan massa yang lebih besar akan terus turun menyuarakan kebenaran,” tegasnya.
Sebagai penutup, Fahrul berharap bahwa supremasi konstitusi dapat ditegakkan dan kedaulatan rakyat dapat kembali benar-benar diamanahkan kepada rakyat.
“Jadi secara keseluruhan aksi ini merupakan bentuk kepedulian kita terhadap konstitusi negara untuk bagaimana supremasi konstitusi (baca: konstitusi yang memiliki kedudukan paling tinggi dibanding kekuasaan) kemudian dapat ditegakkan serta kedaulatan rakyat dapat kembali betul betul diamanahkan kepada rakyat,” tutupnya. (SKY)
