Pamflet Seminar Nasional oleh BEM UNM
Sumber: Dok. Pribadi
Psikogenesis, Selasa (28/10) – Kementrian Riset dan Pengembangan (Kemenrisbang) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) gelar Seminar Nasional Simposium Orange di Ballroom D Gedung Phinisi UNM pada Minggu (26/10).
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Simposium Orange yang bertajuk “Riset dan Advokasi adalah Senjata” yang merupakan forum diskusi dan kolaborasi ide, pemikiran kritis, serta semangat perubahan dari berbagai kalangan yang dilaksanakan pada Jumat-Minggu (24-26/10) lalu.
Seminar ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Irwan Idris yang mengangkat materi “Transformasi Riset Jurnalistik: Melawan Disinformasi dan Membangun Opini Publik Berdasarkan Data” dan Ragil Aditya yang mengangkat materi “Meneropong Gerakan Mahasiswa Melalui Analisis Wacana Kritis dan Aksi Massa”.
Syamry selaku Presiden BEM UNM menjelaskan bahwa simposium tersebut hadir sebagai wadah advokasi untuk berbagai kalangan agar mampu menghadirkan data dan riset yang memadai.
“Simposium berangkat dari gagasan dan ide untuk melihat gerakan mahasiswa dan juga rakyat sipil. Keresahan yang timbul sekarang, ketika ingin mengadvokasikan, tapi kekurangan data dan riset yang tidak memadai,” jelasnya.
Dalam materinya, Irwan Idris menyampaikan kritiknya terhadap gerakan mahasiswa. Irwan menilai, alih-alih menjadi corong rakyat, mahasiswa justru berbicara dengan bahasa yang sulit dijangkau oleh masyarakat bawah.
“Sekarang itu gerakan terlalu elitis kata-katanya. Tidak awam untuk akar rumput,” ujarnya.
Sebagai penutup, Zulfikri selaku Staf Wakil Rektor III berharap agar seluruh gerakan mahasiswa mampu dirumuskan secara matang agar mendapat simpati dari subjek advokasi. Selain itu, dirinya juga mengingatkan agar mahasiswa berhati-hati dalam menghadapi dinamika media di era digital saat ini.
“Arah gerakan mahasiswa kedepannya harus banyak formulasi-formulasi agar mendapatkan simpati masyarakat, karena kita bergerak untuk masyarakat. Kita di era digital, di media sosial sedikit keseleo terjun ke jurang,” pungkasnya.
(RBN)
