Festival EmpowerHer oleh Moksa Sumber: Dok. LPM Psikogenesis |
2024 mengangkat tema Inspire Inclusion, berfokus pada meningkatkan kesadaran akan
diskriminasi yang seringkali menghalangi perempuan meraih potensi penuh mereka. Inklusifitas
menciptakan landasan bagi keadilan dan kesetaraan sebagai hak setiap manusia, serta memastikan terpenuhinya hak setiap perempuan dalam semua aspek kehidupannya.
Kampanye Inspire inclusion bertujuan untuk membentuk dunia yang lebih inklusif bagi perempuan
secara bersama-sama. Moksa sebagai bagian dari Biro Psikologi Daya Potensia Indonesia yang
berfokus pada pengabdian masyarakat, merancang kegiatan sebagai bentuk keikutsertaan dalam kampanye Inspire Inclusion.
kesadaran akan isu-isu diskriminasi yang dihadapi oleh perempuan dan memberikan informasi mengenai hal-hal yang dapat dilakukan secara bersama untuk menciptakan perubahan, serta
pentingnya inklusivitas dalam menciptakan kesempatan yang setara pada semua lapisan
masyarakat untuk menggunakan potensi yang dimiliki agar bisa berkarya dan berdaya.
kekerasan dalam pacaran, dan kekerasan terhadap anak perempuan. Bentuk kekerasan yang
dialami adalah kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual. Kekerasan tersebut dialami di ranah personal, publik, dan negara (Catatan Tahunan Kekerasan terhadap
Perempuan Tahun 2022 Komnas Perempuan).
Hasil survei menunjukkan bahwa 68% Perempuan di Sulawesi Selatan mengalami
diskriminasi. Hasil survey yang dilakukan, didapatkan data bentuk-bentuk diskriminasi yang
dialami oleh perempuan adalah (1) Standar berpakaian pada perempuan; (2) Idealnya perempuan menjadi IRT, sehingga tidak perlu sekolah tinggi-tinggi; (3) Perempuan tidak boleh pulang malam;
(4) Perempuan harus menikah dan memiliki anak; (5) Bentuk tubuh harus menarik; (6) Harus
memiliki suara yang lembut,; (7) Perempuan hanya bisa bekerja sebagai pegawai/staff/bawahan
karena hanya laki-laki yang berhak memimpin.
menimpa perempuan, baik di dalam rumah tangga, masyarakat, maupun dalam kehidupan
bernegara. Diskriminasi terhadap perempuan merupakan faktor yang selama ini membuat
perempuan terpuruk dengan berbagai masalah yang terpelihara (Yayasan Bursa Pengetahuan
Kawasan Timur Indonesia ‘baKTI’ (2020) Perempuan, Masyarakat Patriarki, dan Kesetaraan
sore. Turut hadir dalam acara sekitar 100 peserta (undangan dan peserta umum) serta 30 institusi, termasuk komunitas-komunitas yang peduli dengan isu Perempuan, inklusivitas, dan Kesehatan mental. Festival EmpowerHer 2024 ini terdiri dari beberapa agenda di antaranya: Talk Show dan
Bedah Film, Kelas Inklusi (Bahasa isyarat), kelas kreatif (merajut), serta talk show kesehatan
mental kolaborasi dengan Jay & Joy Nipah Mall. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya untuk mengikutinya. Festival EmpowerHer ini juga menjadi wadah sosialisasi dan berkumpulnya penyandang komunitas yang berfokus pada Perempuan, inklusifitas, dan
Kesehatan mental. Mereka diberikan akses untuk dapat berekspresi dan bertukar pikiran dengan
rekan-rekannya. Sehingga hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan optimis untuk pengembangan diri dan mandiri.
Pada kesempatan yang sama, Daya Potensia Indonesia meluncurkan MOKSA. “MOKSA merupakan sebuah Lembaga non-profit yang berfokus pada isu-isu krisis kemanusiaan,”. Lembaga
ini memiliki tujuan layanan utama ialah: (1) Pendampingan psikologis di situasi krisis, (2)
Psikoedukasi, (3) Pemerataan kebutuhan, (4) Perekrutan relawan, (5) Peningkatan kompetensi dalam bentuk pelatihan, dan (6) Penelitian dan penyusunan panduan.
pada krisis kemanusiaan dan pengabdian Masyarakat yang didirikan pada tahun 2023. Visi kami
ialah menjadi pusat krisis dan pengabdian masyarakat yang memberikan layanan psikologi
secara profesional dalam situasi krisis kemanusiaan. Misi kami ialah memberikan layanan
psikologi pada situasi krisis, yaitu (1) Memberikan penanganan psikologis kepada penyintas yang
kurang mampu. (2) Memberikan layanan psikologis kepada para pendamping korban kasus-kasus
kekerasan di Wilayah Indonesia Timur. (3) Meningkatkan kompetensi individu atau lembaga
dalam melakukan dukungan psikologis awal di situasi krisis. (4) Memberikan pelatihan mengenai
layanan-layanan psikologis yang dapat dilakukan di situasi krisis. (5) Menjadi penghubung antar
lembaga atau instansi terkait pemulihan psikologis pasca situasi krisis. Lembaga ini memiliki
tujuan layanan utama ialah: (1) Pendampingan psikologis di situasi krisis, (2) Psikoedukasi, (3)
pelatihan, dan (6) Penelitian dan penyusunan panduan.