Kreatif nan
indah adalah kata yang pantas dilayangkan pada salah satu komunitas di kawasan pantai losari Makassar ini.
Bagaimana tidak, baru sekitar 6 bulan berdiri wisatawan lokal maupun asing
sudah banyak yang berkunjung. Komunitas yang bernama Makassar Art Galeri ini memang tidak
dapat disepelekan. Dapat dilihat dari karya-karya yang dihasilkan dan koleksi
yang harganya bukan main dan tidak amatir. Banyak wisatawan yang datang jauh
untuk memperoleh karya bermutu di tempat ini. Bukan hanya harga yang terjangkau
dan kualitas yang tidak perlu ditanyakan lagi, pengunjung yang
memesan lukisan dapat menerima hasil karya tidak lebih dari dua jam. Jadi memang bukan hal yang
aneh bila galeri ini banyak diminati dan patut di apresiasi tinggi. Selain
sebagai peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, dapat juga jadi tempat
penyaluran bakat bagi pecinta seni lukis.
indah adalah kata yang pantas dilayangkan pada salah satu komunitas di kawasan pantai losari Makassar ini.
Bagaimana tidak, baru sekitar 6 bulan berdiri wisatawan lokal maupun asing
sudah banyak yang berkunjung. Komunitas yang bernama Makassar Art Galeri ini memang tidak
dapat disepelekan. Dapat dilihat dari karya-karya yang dihasilkan dan koleksi
yang harganya bukan main dan tidak amatir. Banyak wisatawan yang datang jauh
untuk memperoleh karya bermutu di tempat ini. Bukan hanya harga yang terjangkau
dan kualitas yang tidak perlu ditanyakan lagi, pengunjung yang
memesan lukisan dapat menerima hasil karya tidak lebih dari dua jam. Jadi memang bukan hal yang
aneh bila galeri ini banyak diminati dan patut di apresiasi tinggi. Selain
sebagai peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, dapat juga jadi tempat
penyaluran bakat bagi pecinta seni lukis.
“Banyak
juga orang jawa yang datang hanya untuk di lukis” terang Aziz yang juga salah
satu pendiri komunitas pada minggu, (21/11) di halaman samping gedung Makassar Art Galeri.
“komunias kami terdiri dari 28 pelukis dari banyak background. Kami mengganti lukisan setiap dua minggu” ungkapnya dengan tangan masih kotor bekas cat minyak untuk melukis. Omsetnya memang cukup menjanjikan. Satu hingga lima lukisan dengan harga Rp 75.000 sampai Rp 100.000 per
hari untuk ukuran lukisan portait. Belum lagi pajangan yang harga jutaan yang cukup diminati oleh warga
asing untuk oleh-oleh.
juga orang jawa yang datang hanya untuk di lukis” terang Aziz yang juga salah
satu pendiri komunitas pada minggu, (21/11) di halaman samping gedung Makassar Art Galeri.
“komunias kami terdiri dari 28 pelukis dari banyak background. Kami mengganti lukisan setiap dua minggu” ungkapnya dengan tangan masih kotor bekas cat minyak untuk melukis. Omsetnya memang cukup menjanjikan. Satu hingga lima lukisan dengan harga Rp 75.000 sampai Rp 100.000 per
hari untuk ukuran lukisan portait. Belum lagi pajangan yang harga jutaan yang cukup diminati oleh warga
asing untuk oleh-oleh.
Awalnya
komunitas ini tidak memiliki galeri sendiri dan belum terbentuk sebesar
sekarang. Akan tetapi seminggu sebelum akhir masa jabatan mantan walikota makassar, gedung galeri tersebut di berikan dan di perbolehkan dikelola. Disamping sudah tidak digunakan
lagi selama kurang lebih lima bulan, gedung ini juga banyak disalah gunakan oleh
pengunjung. Alat-alat di dalam gedung juga banyak yang hilang yang diduga
pelakunya adalah ‘pa` yabo-yabo’.
komunitas ini tidak memiliki galeri sendiri dan belum terbentuk sebesar
sekarang. Akan tetapi seminggu sebelum akhir masa jabatan mantan walikota makassar, gedung galeri tersebut di berikan dan di perbolehkan dikelola. Disamping sudah tidak digunakan
lagi selama kurang lebih lima bulan, gedung ini juga banyak disalah gunakan oleh
pengunjung. Alat-alat di dalam gedung juga banyak yang hilang yang diduga
pelakunya adalah ‘pa` yabo-yabo’.
“Saya pecinta seni, dan saya
rasa galeri ini memang cukup bagus”, ungkap Ruli yang merupakan salah satu pengunjung. Temanya
pun cukup ringan yaitu alam dan kasih sayang. Jadi cocok buat pemuda pemudi
pecinta seni. (AMM)
rasa galeri ini memang cukup bagus”, ungkap Ruli yang merupakan salah satu pengunjung. Temanya
pun cukup ringan yaitu alam dan kasih sayang. Jadi cocok buat pemuda pemudi
pecinta seni. (AMM)
*Reporter dalam berita ini merupakan peserta Diklat Jurnalistik VII yang saat ini menjalani proses magang di LPM Psikogenesis.