LPM Psikogenesis

LPM Psikogenesis
LPM Psikogenesis

KPU FPsi UNM Gelar Pemaparan Visi Misi, Kedua Calon: Siap Terima Resiko

follow:

Visi Misi Calon Presiden dan Wakil Presiden

Sumber: Instagram KPU Psikologi UNM

Psikogenesis, Selasa (10/06) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar pemaparan visi misi calon presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Periode FPsi UNM 2025-2026 di Aula Muhammad Thayeb Manrihu (MTM) FPsi UNM pada Rabu (04/06).

Pemaparan visi misi dilaksanakan dalam beberapa sesi yaitu pemaparan visi misi dan sesi tanya jawab. Pemaparan visi misi memiliki dua orang panelis yaitu Fadhli Ajra dan Hayatul Muthmainnah

Dalam proses sesi tanya jawab muncul beberapa pertanyaan dari audiens. Muthmainnah memberikan pertanyaan terkait penurunan minat berlembaga serta persaingan dengan komunitas luar yang lebih menarik.

“Apa penyebab terjadinya penurunan minat berlembaga dan bagaimana upaya mengatasi persaingan dengan komunitas luar yang lebih menarik?” ujar panelis yang akrab disapa Ina.

Menanggapi hal tersebut, Muhammad Reza Fadhly Ichwan Pratama selaku calon presiden nomor urut 01 menjelaskan bahwa solusi yang tepat adalah pengelolaan organisasi yang lebih baik, peningkatan nilai organisasi, dan menghilangkan seluruh kebiasaan yang negatif di Lembaga Kemahasiswaan.

“Pengelolaan organisasi yang lebih baik. Minat berlembaga kurang karena nilai organisasi yang kurang. Kebiasaan buruk di organisasi perlu dihilangkan,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Eja.

Berbeda dengan Muhammad Afdal Yasin Pajarrai selaku calon wakil presiden nomor urut 02. Menurutnya, solusi yang tepat adalah peningkatan kualitas kaderisasi dengan forum diskusi karena fokus mahasiswa adalah berkuliah bukan hanya untuk berorganisasi.

“Niat utama kita bukan cuman untuk berorganisasi tapi untuk kuliah, atas dasar itu kita ingin meningkatkan kualitas bukan kuantitas dengan cara adanya forum diskusi dan sebagainya,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Afdal.

Lanjut, Andi Ashabul Kahfi AE selaku calon presiden nomor urut 02 juga menambahkan bahwa alasan turunnya minat lembaga karena stigma buruk pengurus lembaga di media sosial serta percepatan kepengurusan sebagai solusi.

“Turunnya minat berlembaga karena faktor framing buruk di media sosial bahwa pengurus sangat lama berkuliah. Adanya percepatan menjadi solusi tantangan sekarang,” tambah mahasiswa yang akrab disapa Ashabul.

Pertanyaan berikutnya dilontarkan oleh Fadhil Mubarak selaku mahasiswa FPsi UNM angkatan 2022 yang mempertanyakan terkait dampak nyata dari gerakan kedua calon nantinya.

“Bagaimana gerakan kedua calon ini menghasilkan dampak yang nyata bukan hanya simbol atau janji manis?” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Tri Putra Ramadhan selaku calon wakil presiden nomor urut 01 mengungkapkan bahwa aksi perlu riset serta persetujuan dari hasil konsolidasi

“Sebelum aksi perbanyak riset, kembalikan ke konsolidasi, kalau konsolidasi mengatakan laksanakan maka kami laksanakan,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Tri.

Berbeda dengan Ashabul yang menanggapi dengan memberikan bukti nyata aksinya yang dapat dilihat dalam salah satu berita di laman LPM Psikogenesis.

(Baca: Pertanyakan Aturan Ruang Kelas Berbayar, Staf Kemensospol: Itu Penyimpangan)

“Saya hadir disini tidak hanya untuk beretorika tapi saya hadir untuk kepentingan lembaga. Teman-teman bisa cek di berita Psikogenesis sebagai bukti konkrit,” jelasnya.

Kemudian, pertanyaan selanjutnya dilontarkan oleh Ahmad Mulyadi selaku Menteri Sosial Politik BEM Kema FPsi UNM Periode 2024-2025 yang menanyakan terkait mempersatukan mahasiswa FPsi UNM yang berfokus pada akademik.

“Fakultas psikologi cukup akademis, Bagaimana caranya calon mempersatukan mahasiswa?” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Eja menjelaskan bahwa solusi yang tepat adalah mengelola lembaga kemahasiswaan dengan manajemen waktu sehingga tidak menganggu perkuliahan.

“Kita akan membentuk organisasi menjadi tidak menganggu akademis. Tidak mustahil memanajemen waktu antar akademik dan non akademik,” jelasnya.

Berbeda dengan Afdal, menurutnya solusi yang tepat adalah membentuk forum akademis dengan fakultas psikologi sekota Makassar

“Dibuat sebuah hubungan dengan fakultas psikologi sekota Makassar, dibuatkan forum akademis,” ungkapnya.

Lanjut, Ahmad Yani selaku alumni FPsi UNM juga melontarkan pertanyaan terkait kesiapan menghadapi resiko pergerakan.

“Kenapa anda harus terpilih, jika anda terpilih siap di DO?” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Ashabul mengungkapkan kesiapannya.

“DO hanya segelintir kecil resiko dari pergerakan, karena resiko tertinggi dari sosok aktivis adalah mati. Selama saya berdiri, pergerakan tidak bisa dibeli dengan hanya tendensi semata,” ungkapnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Eja juga menegaskan kesiapannya.

“Saya siap menghadapi apapun yang menjadi dampak dari pergerakan nantinya,” tuturnya.

(RBN)

psikogenesis.org

psikogenesis.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts