Lukman selaku WD II FPsi UNM memaparkan tujuan dan alasan di balik renovasi yang dilakukan pada beberapa ruang kelas yaitu karena dirasa kondisi ruang kelas yang sudah tidak layak.
“Jadi ada beberapa ruangan yang kita renovasi memang karena sudah tidak layak dan kenapa BM 102 pertama direnovasi, karena saya melihat ruangan itu yang paling hancur dari yang lain. Kelihatan dari dindingnya sudah keropos ditambah berjamur,” paparnya.
Lebih lanjut, Lukman menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat 30 item pembangunan yang akan masuk ke dalam rencana pembangunan dan renovasi fasilitas yang ada di FPsi UNM, hanya saja terkendala oleh biaya sehingga diputuskan untuk memprioritaskan fasilitas yang akan digunakan oleh mahasiswa.
“Pada dasarnya ada 30 item yang telah diajukan untuk dilakukan renovasi seperti ruangan dosen baru, dapur, Day Care, dan lain-lain, termasuk ruang-ruang kelas itu. Namun yang disetujui hanya lima item dikarenakan jumlah biaya tidak mencukupi, jadi saya memutuskan untuk prioritaskan fasilitas yang akan digunakan untuk mahasiswa,” jelasnya.
Kemudian Lukman juga menambahkan terkait estimasi waktu yang diperlukan untuk pengerjaan renovasi bangunan dan interior ruang kelas yaitu selama kurang lebih tiga bulan, karena sempat terhambat oleh jadwal Ujian Akhir Semester (UAS).
“Estimasi penyelesaian renovasi ruangan ini sekitar tiga bulanan namun karena ada UAS jadi saya bilang ditunda dulu (baca: renovasi bangunan),” tambahnya.
Sebagai penutup Lukman berharap agar ke depannya FPsi UNM bisa memfasilitasi mahasiswa bukan hanya sebatas ruang belajar, dan juga berharap agar FPsi UNM dapat memfasilitasi mahasiswa sama halnya yang ada di FPsi Universitas Indonesia (UI).
“Untuk harapan saya sendiri itu ke depannya fakultas kemudian bisa memfasilitasi ruang-ruang selain ruang belajar, seperti ruangan atau tempat diskusi dan bersantai, tapi tetap lebih diprioritaskan dulu ruang belajar atau ruang kelas. Harapannya juga kita (baca: FPsi UNM) bisa seperti Psikologinya UI, selain ruang bersantai mereka juga punya ruang lain seperti ruang baca,” tutupnya. (JK)