Sampul Riset Tingkat Kepuasan Mahasiswa yang Mengikuti Program BKP FPsi UNM Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis
Psikogenesis, Selasa (26/11)- Wakil Dekan (WD) I bagian Akademik Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) memberikan tanggapan terkait kendala dalam pelaksanaan Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) semester genap di FPsi UNM berdasarkan hasil riset Departemen Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Psikogenesis FPsi UNM terbitan September 2024.
Berdasarkan hasil riset yang melibatkan 98 Mahasiswa FPsi UNM yang mengikuti BKP MBKM Semester Genap, sebanyak 24 mahasiswa mengalami kesulitan dalam pemenuhan jam kerja. Resekiani Mas Bakar selaku WD I bagian Akademik FPsi UNM memaparkan bahwa dalam program BKP, pemenuhan 900 jam kerja telah diperhitungkan dapat dicapai dalam kurun waktu tiga hingga empat bulan.
“Nah, sebenarnya 900 jam, kami (baca: FPsi UNM) sudah memperhitungkan kalau jam kerja di perusahaan sebenarnya itu bisa dicapai dengan tiga sampai empat bulan,” paparnya.
Selanjutnya sebanyak 20 mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengakses Sistem Informasi Manajemen (SIM) MBKM. WD I bagian Akademik FPsi UNM yang kerap disapa Kiki menjelaskan bahwa SIM MBKM terintegrasi dengan IT (Information technology) di tingkat universitas, sehingga jika ada kendala mahasiswa diharapkan segera menghubungi pihak FPsi.
“SIM itu berkaitan dengan IT. Nah, IT ini berarti ke universitas ya kan karena sistemnya ini terintegrasi di universitas. Permasalahan ini juga kemarin saya baru dengar. Jadi kalau saya dengar ada yang menyampaikan ke saya, itu saya langsung hubungi langsung ketua MBKM-nya,” jelasnya.
Selain itu, Kiki juga menekankan agar mahasiswa hendaknya mengisi log-book secara berkala dan tidak menunda hingga akhir.
“Mahasiswa hendaknya secara berkala yah mengisi. Idealnya kan sebenarnya setiap selesai setiap harinya harusnya mengisi logbook. Tapi bisa sebenarnya secara berkala tiga hari itu mengisi, satu minggu itu diisi. Jangan pas di belakang sekali pi,” tekannya.
Selanjutnya, sebanyak 18 mahasiswa memiliki masalah dengan penempatan jenis BKP yang berbeda dengan pilihan. Menanggapi hal tersebut Kiki menjelaskan bahwa trend pendaftaran BKP cenderung berbeda antara semester genap dan ganjil dengan jumlah pendaftar semester genap yang meningkat signifikan. Hal ini menyebabkan mahasiswa BKP di semester genap sulit tertutupi oleh jumlah mitra yang tersedia, terutama untuk program magang.
“Perlu diketahui bahwa tren pendaftaran BKP antara semester genap dan ganjil berbeda. Pada semester genap jumlah pendaftar sangat tinggi, sementara pada ganjil justru sepi. Akibatnya, di semester genap banyak mahasiswa BKP yang tidak ter-cover (baca: tertutupi) oleh jumlah mitra, terutama untuk program magang. Makanya caranya kemarin akhirnya kami memasukkan di program BKP lainnya,” jelasnya.
Dalam menentukan mitra, Kiki menuturkan bahwa FPsi UNM mengadakan perjanjian kerja sama dengan institusi terkait serta pengajuan mahasiswa. Namun, Kiki menyampaikan bahwa setelah evaluasi, pihak fakultas menemukan bahwa sistem pengajuan mitra oleh mahasiswa ini kurang efektif.
“Ada permintaan khusus dalam perjanjian kerja sama yaitu memberikan kesempatan magang atau proyek kemanusiaan bagi mahasiswa psikologi (baca: FPsi UNM), sesuai tempat yang ditentukan. Mahasiswa juga bisa mengajukan sendiri. Misalnya jika ada kerabat yang bekerja di perusahaan terkait meski perusahaan tersebut tidak bekerja sama dengan kami. Awalnya, kami terbuka tetapi setelah evaluasi sistem ini (baca: mahasiswa mengajukan mitra) kurang efektif. Lebih baik jika permintaan berasal langsung dari instansi atau lembaga karena membuat kerja sama lebih baik secara hukum dan afeksi antar kedua pihak,” tuturnya.
Mengenai alur penempatan mahasiswa di mitra, Kiki menjelaskan bahwa pendaftaran dilakukan berdasarkan spesifikasi yang diminta mitra, termasuk kemampuan khusus atau syarat IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) minimal.
“Terkait dengan penempatan mahasiswa, jadi mahasiswa melakukan registrasi atau mendaftar. Lalu, perlu diketahui bahwa tempatan ke dalam mitra itu juga berdasarkan meminta spek-spek tertentu. Beberapa mitra memang memiliki permintaan khusus. Pendaftaran juga dilakukan dengan mempertimbangkan IPK minimal tiga,” jelasnya.
Sebagai tips tambahan, Kiki mengungkapkan bahwa tahun ini FPsi menambahkan materi etika dalam pembekalan BKP agar mahasiswa dapat aktif di tempat magang atau proyek.
“Tahun ini, kami (baca: pihak fakultas) menambahkan materi etika dalam pembekalan BKP. Kami ingin mahasiswa memahami bahwa ketika mereka berada di tempat magang atau proyek, mereka harus aktif, tidak hanya menunggu instruksi,” ungkapnya.
Kiki mengungkapkan rencana FPsi untuk memastikan kualitas pengalaman mahasiswa dalam program BKP. Dalam waktu dekat, fakultas akan melakukan monitoring rutin terhadap mitra BKP untuk menilai relevansi dan kualitas tempat magang bagi mahasiswa.
“Mungkin seminggu ke depan kami (baca: pihak fakultas) melakukan monitoring rutin terhadap mitra BKP untuk memastikan relevansi dan kualitas pengalaman mahasiswa. Jika ditemukan mitra yang tidak memenuhi standar, kami akan mempertimbangkan untuk tidak melibatkan mereka lagi di semester berikutnya. Monitoring dilakukan oleh dosen lain untuk memastikan objektivitas,” ungkapnya.
Terakhir, Kiki menyampaikan harapannya agar mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan program BKP ini sebaik-baiknya. FPsi UNM sendiri masih menunggu kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait kelanjutan program ini di masa mendatang.
“Manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin karena ini adalah peluang berharga untuk belajar di luar kampus. Ke depan, kami (pihak fakultas) akan melihat apakah program BKP ini tetap berlanjut sesuai kebijakan baru dari kementerian pendidikan,” tutupnya. (SKY)