LPM Psikogenesis

LPM Psikogenesis
LPM Psikogenesis

Malam di Balik Jendela

Ilustrasi Malam di Balik Jendela

Sumber: Pinterest

Namaku Rembulan. Aku tinggal di tempat yang hangat dan nyaman dengan seseorang yang selalu memanggilku “Bulan”. Tempatku penuh kehangatan, ada bantal empuk di sudut ruangan, dan jendela besar yang selalu terbuka sedikit untuk angin masuk. Namun, dunia di luar selalu tampak lebih menarik.

Setiap pagi, aku duduk di tepi jendela mengamati apa yang terjadi di luar. Burung-burung kecil sibuk berkicau, melompat dari satu cabang ke cabang lain. Angin membawa aroma bunga dari taman depan, bercampur dengan bau tanah basah setelah hujan. Semuanya terasa dekat, tetapi tak pernah bisa kusentuh.

Hari itu, sesuatu yang berbeda terjadi. Seorang asing melintas di depan rumah. Wajahnya penuh bekas luka, sorot matanya tajam dan langkahnya ringan. Ia berhenti sejenak, menatap ke arahku di balik kaca. Aku balas menatap, mencoba membaca maksudnya.

“Kau terlihat nyaman di dalam sana,” katanya dengan nada datar.

“Dan kau terlihat seperti habis melewati badai,” jawabku sambil tetap mengamatinya.

Dia tertawa kecil, seolah tahu sesuatu yang aku tidak tahu.

“Kenyamanan itu membosankan. Ada dunia luas di luar sana, lebih menarik daripada yang bisa kau bayangkan dari balik jendela ini,” ucapnya.

Aku hanya diam. Ada benarnya juga kata-katanya. Kadang aku merasa hidupku terlalu mudah, terlalu biasa. Tapi, keluar dari sini? Aku tidak yakin.

“Kau akan tahu sendiri kalau punya keberanian,” lanjutnya sebelum beranjak pergi, menghilang di balik bayangan malam.

Kata-katanya terngiang-ngiang sepanjang hari. Aku tak bisa menahan rasa penasaran. Angin malam masuk melalui celah jendela, menggoda dengan aroma petualangan. Dengan langkah pelan, aku melompat keluar untuk pertama kalinya.

Udara malam lebih dingin dari yang kubayangkan. Gelap di luar terasa berbeda, tapi ada sesuatu yang memanggilku untuk terus maju. Aku berjalan mengikuti jejak asing itu, hingga sampai di lorong sempit di belakang taman. Di sana, aku menemukan sekelompok penghuni malam. Mereka berbicara dengan nada penuh percaya diri, menceritakan kisah-kisah tentang perburuan, tempat-tempat baru, dan bagaimana mereka bertahan hidup.

Aku mendengarkan dengan penuh perhatian. Dunia mereka terdengar sulit, tapi juga memikat. Ada rasa bebas yang tidak bisa kugambarkan.

Ketika fajar hampir menyingsing, aku kembali ke tempatku. Kali ini, jendela tak hanya menjadi batas antara dalam dan luar. Jendela itu menjadi pintu menuju kemungkinan yang tak terbatas.

Di sana, di ambang batas itu, aku merasa berbeda. Kini aku tahu, meski tempatku nyaman, dunia luar adalah milikku juga. Dan suatu hari, aku akan kembali menjelajah. Sebab malam di balik jendela hanya awal dari segalanya.

~ Aeris

psikogenesis.org

psikogenesis.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Eine Neue Ära der Allergietests mit ImmunoCAP

Eine Neue Ära der Allergietests mit ImmunoCAP Allergien betreffen weltweit Millionen von Menschen und können die Lebensqualität erheblich beeinträchtigen. Mit