LPM Psikogenesis

LPM Psikogenesis
LPM Psikogenesis

Mengenal Demensia dan Alzheimer: Apa Bedanya dan Bagaimana Mengatasinya?

Ilusi Alzheimer

Sumber: Pinterest

Hari Alzheimer Sedunia dirayakan setiap tahun pada 21 September. Untuk tahun 2024, fokus kampanye dan laporan akan membahas pandangan terhadap demensia di seluruh dunia dan menantang anggapan yang keliru bahwa demensia adalah hal yang biasa terjadi saat menua. Kampanye 2024 ditandai dengan slogan “Time to act on Dementia, Time to act on Alzheimer’s” dengan tujuan merubah pandangan, mengurangi stigma, dan memperkenalkan langkah-langkah positif menuju masyarakat yang lebih mendukung terhadap demensia.

 

Apa yang dimaksud dengan Demensia dan Alzheimer?

Menurut World Health Organization (WHO) (2023), Demensia merujuk kepada berbagai kondisi yang mengganggu aktivitas sehari-hari karena adanya penurunan kemampuan memori dan berpikir. Biasanya, keparahan demensia meningkat seiring berjalannya waktu dan lebih sering terjadi pada orang tua, meskipun tidak semua orang tua akan mengalaminya seiring penuaan.

Sementara Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum terjadi dengan mengontribusikan 60-80% dari total kasus. Alois Alzheimer seorang dokter jiwa asal Jerman pertama kali mendeskripsikan penyakit ini. Alzheimer adalah kondisi dimana terjadi penurunan ingatan dan kemampuan berpikir yang signifikan, menyebabkan gangguan dalam kegiatan sehari-hari. Walau Alzheimer lebih sering terjadi pada usia lanjut di atas 65 tahun, kondisi ini bukanlah hal yang biasa terjadi pada proses penuaan. Alzheimer juga bisa terjadi pada usia muda dan dalam kasus ini disebut Alzheimer onset muda.

 

Bagaimana Gejala Awal Timbulnya Penyakit Alzheimer?

Tanda-tanda Alzheimer biasanya dimulai dengan perubahan suasana hati dan perilaku sebelum masalah ingatan menjadi masalah. Bersamaan dengan berjalannya waktu, gejala ini semakin merusak dan pada akhirnya butuh bantuan untuk aktivitas sehari-hari. Gejala pertama Alzheimer termasuk kehilangan ingatan tentang hal-hal baru, kesulitan menempatkan barang dengan benar, dan kebingungan saat berjalan atau mengemudi. Penderita juga mungkin merasa bingung bahkan di tempat yang sudah dikenal, kehilangan jejak waktu, mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah atau membuat keputusan, serta mengalami kesulitan mengikuti percakapan atau menemukan kata.

Kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang sudah dikenal dan menilai jarak objek secara visual juga sering terjadi. Selain itu, penderita sering merasa cemas, sedih, marah, mengalami perubahan kepribadian, perilaku tidak pantas, dan menarik diri dari aktivitas sosial. Gejala ini berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada penyebab, kondisi kesehatan lainnya, dan fungsi kognitif sebelum sakit.

 

Lalu, Bagaimana Mengurangi Resiko Demensia Alzheimer?

Berikut lima cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko demensia Alzheimer (ALZI, 2019):

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas merusak pembuluh darah dan dapat meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung, yang bisa berkontribusi pada demensia. Menjaga gaya hidup sehat dapat mencegah masalah ini.

2. Aktif dan Berolahraga

Olahraga membantu mengontrol tekanan darah, berat badan, dan mengurangi risiko diabetes serta beberapa jenis kanker. Aktivitas fisik juga dapat mengurangi risiko demensia. Olahraga seperti poco-poco tidak hanya menyenangkan, tetapi juga baik untuk kesehatan otak.

3. Konsumsi Makanan Sehat

Makanan bergizi adalah bahan bakar bagi otak dan tubuh. Diet seimbang seperti diet Mediterania yang kaya akan buah, sayur, ikan, dan kacang-kacangan dapat membantu mengurangi risiko demensia. Sebaiknya hindari makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.

4. Stimulasi Otak

Menantang otak dengan aktivitas baru seperti belajar bahasa atau hobi baru dapat membantu membangun neuron dan memperkuat koneksi di otak. Hal ini dapat membantu melawan efek Alzheimer dan demensia lainnya.

5. Bersosialisasi

Menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga dapat menstimulasi otak dan mengurangi risiko demensia serta depresi. Aktivitas sosial yang positif sangat bermanfaat bagi kesehatan otak. (JJH)

Referensi:

ALZ. (2024). What is Alzheimer’s Disease. Alzheimer’s Association. Diakses di https://www.alz.org/alzheimers-dementia/what-is-alzheimers pada 14 September 2024.

ALZINT. (2024). World Alzheimer’s Month. Alzheimer’s Disease Internasional. Diakses di https://www.alzint.org/get-involved/world-alzheimers-month/ pada 14 September 2024.

ALZI. (2019). Cara Mengurangi Resiko Demensia. Alzheimer’s Indonesia. Diakses di https://alzi.or.id/cara-mengurangi-resiko-demensia/ pada 14 September 2024.

WHO. (2023). Dementia. World Health Organization. Diakses di https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia pada 14 September 2024.

psikogenesis.org

psikogenesis.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Eine Neue Ära der Allergietests mit ImmunoCAP

Eine Neue Ära der Allergietests mit ImmunoCAP Allergien betreffen weltweit Millionen von Menschen und können die Lebensqualität erheblich beeinträchtigen. Mit