Muhammad Syarif selaku Jenderal Lapangan menjelaskan bahwa aksi yang digelar ini mengangkat tema “Tolak Penggusuran dan Biaya Kuliah Mahal” yang dilandasi oleh Peraturan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 2 Tahun 2024 dan Undang-undang (UU) Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
“Tema pada aksi kali ini yaitu ‘Tolak Penggusuran dan Biaya Kuliah Mahal’. Tema ini diangkat, karena mengingat soal ancaman penggusuran teman-teman yang ada di Bara-baraya dan untuk soal biaya kuliah yang mahal itu berlandaskan Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 dan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,” jelasnya.
Jenderal Lapangan atau yang akrab disapa Syarif ini juga menambahkan bahwa terdapat kurang lebih 200 orang yang turut serta dalam seruan aksi ini. Syarif juga mengungkapkan bahwa kedepannya akan ada beberapa aksi lanjutan terkait tema yang diangkat.
“Kurang lebih ada 200 orang yang turut andil dalam aksi kali ini, Kedepannya akan ada lagi aksi-aksi lanjutan terkait tema yang diangkat pada kali ini,” tambahnya.
Sebagai penutup, Syarif berharap bahwa Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 dapat dihapuskan dan para mafia yang mencoba melakukan penggusuran tanah Bara-baraya dapat diberantas.
“Harapan saya, Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024 dengan segala bentuk problematika pendidikan, termasuk dalam privatisasi dan komersalisasi Pendidikan itu bisa dicabut. Selanjutnya, mafia-mafia yang mencoba untuk menggusur tanah Bara-baraya dapat diberantas,” tutupnya. (CA)