Pengumpulan Maba 2024: Mendiklat Selenggarakan Pemilihan Bapak-Ibu Suku hingga Penandatanganan MoU

Foto Pengumpulan Maba Angkatan 2024

Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Selasa (20/08) – Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan pengumpulan Mahasiswa Baru (Maba) angkatan 2024 secara luring pada Senin (19/08) lalu.

Muammar Zulfikri selaku Menteri Pendidikan dan Pelatihan (Mendiklat) BEM Kema FPsi UNM, mengatakan bahwa pengumpulan Maba hari ini adalah pengumpulan kedua, namun yang pertama kali dilaksanakan secara luring, dan dihadiri oleh sekitar 300 mahasiswa.

“Sama dengan periode-periode sebelumnya, ini adalah pengumpulan perdana secara offline (baca: luring). Jadi ini pengumpulan kedua tapi pengumpulan pertama secara offline. Maba yang hadir tadi itu cukup banyak, sekitar 300-an Maba,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mendiklat yang akrab disapa Ammar ini menjelaskan bahwa tujuan dari pengumpulan ini adalah untuk melakukan pemilihan Bapak-Ibu Suku angkatan 2024 serta penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Selain itu, terdapat juga sosialisasi terkait Psychological Leadership Training (PLT) dan sosialiasi dari Badan Kegiatan Mahasiswa (BKM) terkait kegiatan yang akan dilaksanakannya.

“Tujuan dari kegiatan hari ini adalah untuk sosialisasi terkait Bapak-Ibu Suku, kemudian diadakan pengumpulan kedua untuk melakukan pemilihan Bapak-Ibu Suku. Setelah ada Bapak dan Ibu Suku terpilih, akan ada penandatanganan MoU. Selain itu, ada sosialisasi mengenai penggunaan MoU dan PLT, serta saya membuka ruang untuk BKM mensosialisasikan kegiatannya,” jelasnya.

Selanjutnya, Ammar mengungkapkan bahwa dalam menyusun MoU untuk periode ini, Kemendiklat melakukan evaluasi dengan membandingkan MoU periode sebelumnya. Berdasarkan hasil evaluasi dari angkatan 2023, disimpulkan bahwa tidak ada perubahan besar yang diperlukan pada MoU. Kemendiklat menilai bahwa MoU periode lalu sudah baik. Perubahan yang dilakukan hanya pada penjadwalan hari saja.

“Kemendiklat merasa MoU periode lalu sudah baik, dan yang perlu diubah hanya penempatan harinya agar Maba bisa mendapatkan waktu yang layak untuk mencuci baju mereka. Jadi, perubahan utama hanya pada hari,” katanya.

Kemudian, Ammar menambahkan bahwa Maba mengenakan kemeja putih di hari Senin, biru di hari Selasa, merah hati di hari Rabu, batik di hari Kamis, dan putih di hari Jum’at. Kemudian pada hari Sabtu dan Minggu penggunaan kemeja tidak ditentukan secara khusus dan dibebaskan namun atasan dan bawahan tetap harus mengikuti ketentuan MoU.

“Kalau pembagian hari MoU, untuk hari Senin ada kemeja berwarna putih, Selasa kemeja warna biru, Rabu kemeja warna merah hati, Kamis batik, dan Jumat kemeja putih lagi. Untuk hari Sabtu dan Minggu, kami bebaskan dalam penggunaan kemeja tapi atasan dan bawahan tetap mengikuti ketentuan yang sama,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ammar menjelaskan bahwa kebebasan dalam pemilihan kemeja pada hari Sabtu dan Minggu karena pada hari tersebut Maba memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka.

“Karena pada hari itu (baca: Sabtu dan Minggu) mereka bisa mencuci pakaiannya. Jadi kami memberikan keringanan kepada Maba. Jadi kami membebaskan pada hari itu, asal menggunakan pakaian yang sopan dan tetap mengikuti peraturan MoU,” tambahnya.

Sebagai penutup, Ammar berharap Maba angkatan 2024 dapat menjaga konsistensinya dalam agenda pengumpulan serta diharapkan kepada Bapak-Ibu Suku yang terpilih agar dapat menjalankan perannya dengan baik dan menjadi pusat informasi bagi teman-temannya baik dari Kemendiklat maupun angkatan lainnya.

“Harapanku kepada Maba 2024 semoga selalu konsisten dalam pengumpulan. Dengan adanya Bapak-Ibu Suku terpilih, saya harap mereka bisa mengawal teman-temannya baik sebagai pusat informasi dari Kemendiklat kemahasiswaan maupun dari angkatan lain ke Maba,” tutupnya. (UH)