Suasana pembukaan SAINS di Masjid Ulil Albab UNM Parang Tambung
Sumber: Dok. Pribadi
Psikogenesis, Kamis (10/10) – Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengeluhkan pelaksanaan program Studi Al-Qur’an Intensif (SAINS) FPsi UNM yang akan berlangsung sejak Selasa (24/09) lalu hingga Desember 2024 mendatang.
AR mahasiswa semester III FPsi UNM mengaku terkejut atas pengumuman mendadak terkait Program SAINS yang disampaikan melalui grup kelas, serta mempertanyakan kewajiban kontribusi yang tidak disertai penjelasan.
“Sebenarnya agak kaget, waktu tiba-tiba ada informasi terkait ini kan sama koordinator itu disampaikan ke grup kelas. Surat undangannya ada biaya kontribusi Rp20.000, nah di situ teman-teman mulai mempertanyakan kenapa mesti bayar, apakah ini program wajibnya psikologi atau bukan,” jelas AR, salah satu mahasiswa yang mengikuti program ini.
AR juga menyatakan keberatannya terhadap waktu pelaksanaan kegiatan yang diadakan pada hari Sabtu (15/09) lalu, karena menyita waktu mahasiswa untuk beristirahat dan mengerjakan tugas-tugas akademik.
“Secara pribadi, saya merasa keberatan karena kegiatannya diadakan pada hari Sabtu. Akhir pekan biasanya kami (baca: mahasiswa) gunakan untuk mengerjakan tugas atau bersantai. Jadi rasanya waktu kami semakin tersita,” ungkap AR.
Meskipun demikian, AR mengakui bahwa program ini memberikan manfaat dari segi spiritual. Namun, ia merasa tugas kuliah yang banyak membuat program ini terasa memberatkan.
“Tapi kalau dipandang dari sisi lain, program ini bagus, karena kan dia mendekatkan kita tentang ajaran agama, hanya saja, tugas-tugas kuliah yang banyak membuat kegiatan tambahan seperti ini terasa memberatkan,” tambahnya.
AT yang juga mahasiswa semester III FPsi UNM menyoroti kendala manajemen waktu akibat padatnya tugas semester ini yang seringkali harus mengorbankan tugas demi mengikuti kegiatan SAINS.
“Keberatan utama saya mungkin karena banyaknya tugas di semester ini. Kegiatan tambahan seperti SAINS membuat kami (baca: mahasiswa) harus meluangkan waktu, kadang sampai mengorbankan tugas yang belum selesai” jelasnya.
Meski demikian, AT secara pribadi mengaku menyukai kegiatan yang berfokus pada pembelajaran Al-Qur’an, terutama untuk memperdalam pengetahuan agama.
“Tetapi saya sendiri suka dengan kegiatan seperti ini (baca: SAINS), apalagi untuk memperdalam ilmu Al-Qur’an secara intensif,” ujarnya.
Menanggapi berbagai tanggapan ini, Amri Rahman selaku koordinator Mata Kuliah (MK) Pendidikan Agama Islam (PAI) menjelaskan bahwa tujuan utama program SAINS adalah membantu mahasiswa dalam memperbaiki bacaan Al-Qur’an khususnya dalam ilmu tajwid.
“Tujuan utamanya untuk mendampingi mahasiswa yang sedang memprogramkan Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran Al-Qur’an, khususnya dari aspek bacaan dengan memperbaiki tajwidnya,” ungkap Amri.
Dosen yang akrab disapa Amri menegaskan bahwa program SAINS berkaitan dengan penilaian praktikum MK PAI, karena hal tersebut merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa.
“Karena Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang harus menjadi pedoman hidup, maka seorang muslim harus bisa membaca, memahami, dan mengamalkan isinya,” jelasnya.
Amri juga menjelaskan bahwa program SAINS pada dasarnya diwajibkan, tetapi ada perbedaan kebijakan di antara dosen karena belum adanya regulasi yang seragam.
“Program ini sebenarnya wajib, tapi terkadang ada perbedaan kebijakan antar dosen karena belum ada regulasi yang mengatur secara jelas. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti, tentu akan mempengaruhi nilai mereka di Mata Kuliah Pendidikan Agama,” jelasnya.
Vina Vahira selaku Ketua Panitia SAINS menambahkan bahwa kontribusi sebesar Rp.20.000 sudah mencakup seluruh rangkaian kegiatan.
“Kontribusi tersebut mencakup seluruh kegiatan dari pembukaan, pertemuan mingguan, hingga peralatan seperti kartu kontrol dan sertifikat. Jadi, mahasiswa tidak perlu membayar lagi setiap kali pertemuan,” ungkap Vina.
Sebagai penutup, AR berharap agar pelaksanaan program SAINS ke depannya dapat lebih terorganisir dan informasinya disampaikan lebih awal, terutama terkait jadwal dan durasi kegiatan.
“Harapan saya, semoga informasinya lebih jelas dari awal, terutama soal jadwal dan durasi, jadi kami (baca: mahasiswa) tidak merasa terjebak di tengah-tengah kegiatan,” tutup AR. (011)
8 thought on “Program SAINS FPsi UNM Tuai Beragam Keluhan dari Mahasiswa”
Saya izin komen dikit yah kak,..
saya juga alumni dari Program SAINS, walaupun bukan dari alumni psikologi sih 🤭, tapi saya cuman mau bilng, kalau salah satu hal yg pling berperan penting dalam hidup saya itu krna SAINS, walaupun memang wajar klau ada bbrpa hal yang tidak sempuran.. Tapi tetap SAINS itu sangat berkesan. Bayangin saja, kalau kita lulus kuliah, dapat gelar, tpi baca iqra sja gak bisa…
Smoga kdepan lebih baik lagi 😍😍😍
Alhamdulillah bagus pelaksanaan sainsnya kak, memang dilaksanakan di hari sabtu supaya tidak menganggu proses pembelajaran dan pembukaan sains sangat seruuu
Keberadaan SAINS bukan untuk membebani tapi untuk meringankan adik-adik belajar Al Qur’an. Jika sebagian besar waktu kita direngguk dengan tugas waktunya istirahat di halaqah Al Qur’an. Istirahat yang sesungguhnya bukan menghabiskan waktu tapi istirahat sesungguhnya adalah istirahatnya hati di majelis-majelis ilmu.
SAINS adalah program yang Masyaa Allah sangat bermanfaat bagi mahasiswa dimana mahasiswa diberikan wadah untuk belajar Al-Qur’an. Fenomena sekarang yang menjadi kenyataan banyak mahasiswa muslim dan muslimah yang masih belum lancar dalam membaca Al-Qur’an, dengan adanya SAINS ini diharapkan bisa membantu mahasiswa agar bisa membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid dan lebih mendekatkan diri dengan Al-Qur’an seperti rutin membaca yang merupakan kewajiban sebagai seorang muslim dan muslimah.
alhamdulillah ala kulli hal
Sains memberikan kemudahan disetiap jadwal pertemuan yang telah dikondisikan di jadwal kosong para mahasiswa, adapun kegiatan pembukaan disesuaikan lagi sama waktu belajar mahasiswa senin-jumat yang kurang memungkinkan
Alhamdulillah kalau saya sendiri merasa SAINS sangat membantu. Terlebih di kampus itu kurang pelajaran agamanya, namun dengan adanya SAINS membantu saya untuk tetap belajar agama dan Al-Qur’an di tengah sibuknya tugas2 perkuliahan. Jadi saya rasa tidak mengganggu sama skli, terlebih waktunya hanya kurang lebih satu jam dalam sepekan🥰
Isinya memang valid akan tetapi judul artikel terkesan kurang tepat dengan adanya kata keluhan.
SAINS ini luar biasa Masya Allah, sangat membantu, supaya kita jangan hanya fokus ke dunia saja, tapi juga akhirat, apalagi SAINS ini berfokus pada Al Qur’an, yang menjadi pemberi syafaat pada manusia setelah kematian, bagi yang membaca, mempelajari, dan mengamalkan nya. Ingat Sabahat, dunia itu sementara, yang kekal itu akhirat