Seven atau Se7en merupakan film berdurasi 127 menit yang disutradarai oleh David Fincher. Mengusung genre Psychological Thriller dan Crime, film ini dibintangi oleh aktor-aktor ternama seperti Brad Pitt, Morgan Freeman, Gwyneth Paltrow, John C. McGinley, dan Kevin Spacey. Se7en mendapatkan rating tinggi di IMDb dengan 8,6/10 dan di Letterboxd dengan 4,3/5.
Andrew Walker, sebagai penulis, mengambil konsep “Seven Deadly Sins” atau “Tujuh Dosa Mematikan.” Tujuh dosa ini sering dilakukan oleh manusia, yaitu kerakusan, keserakahan, kemalasan, kemurkaan, kesombongan, nafsu, dan iri. Dalam film ini, seorang pembunuh berantai merealisasikan konsep tersebut dengan membunuh korbannya berdasarkan dosa-dosa ini. Pembunuhan yang rumit dengan karakter pembunuh yang sama rumitnya membuat dua detektif tersebut yaitu seorang veteran Detektif Somerset dan Detektif Mills yang masih kurang berpengalaman, merasa putus asa dalam mencari informasi mengenai pembunuhan berantai ini.
John Doe, sang pembunuh, seolah-olah mengolok dan menantang kedua detektif tersebut dengan meninggalkan petunjuk yang rapi di setiap pembunuhannya. Kasus pertama dimulai dengan penyelidikan pembunuhan pria obesitas yang mati terikat di kursi dan dipaksa makan hingga perutnya meledak, merefleksikan dosa pertama yaitu ‘kerakusan.’ Kasus ini berlanjut dengan pembunuhan-pembunuhan lain yang selalu membuat Doe selangkah lebih maju dalam memanipulasi kedua detektif menuju akhir yang mengejutkan dan menghancurkan..
Dengan ciri khasnya, David Fincher berhasil menarik penonton ke dalam film ini dengan sinematografi yang menarik, dikombinasikan dengan pergerakan kamera yang apik. Penonton seolah-olah ikut menjadi detektif, menemani Detektif Mills dan Detektif Somerset memecahkan rangkaian kasus yang tiada habisnya. Fincher sangat pandai membuat penonton merasa seolah-olah sama gilanya dengan kedua detektif dalam menemukan siapa pembunuhnya dan menebak-nebak rencana pembunuhan selanjutnya.
Sinematografi film ini, yang ditangani oleh Darius Khondji, menggunakan bayangan dan kegelapan dengan gradasi warna biru dan hijau untuk mencerminkan dilema etis yang dihadapi para karakter. Penggambaran kota yang selalu hujan dan segala sesuatu yang terasa abu-abu dalam film ini menambah kesan seram pada pembunuhan-pembunuhan yang terjadi, menciptakan perasaan frustasi saat melihat keadaan para korban yang sangat mengenaskan.
Kebrutalan pembunuhan ini mencapai puncaknya pada klimaks di akhir film yang terus menghantui penonton hingga bertahun-tahun. Adegan “kotak” di akhir film akan terus menjadi misteri dan bahan tebak-tebakan bagi semua penonton untuk memberikan kesimpulan mereka sendiri. (BIO)