Prosesi Penerimaan Hadiah Juara Ajang Liga Debat Polbangtan Gowa 2024
Sumber: Dok. Pribadi
Psikogenesis, Selasa (17/12) – Tim Debat Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil meraih gelar Juara I pada ajang Liga Debat Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa 2024 pada Sabtu hingga Minggu (02-10/11) lalu.
Salah satu anggota tim, Nosten Saputra Sitorus mengungkapkan perasaan senang karena dia dan timnya mampu menjuarai perlombaan tersebut serta mengharumkan nama fakultas.
“Perasaan saya sangat senang karena akhirnya bisa juara dengan membawa nama fakultas (baca: FPsi UNM). Prestasi ini benar-benar menjadi bentuk apresiasi atas keinginan kami untuk terus belajar dan berkembang ke depannya,” ungkapnya.
Mahasiswa yang akrab disapa Nosten tersebut mengaku dia dan timnya tidak melakukan persiapan khusus akibat pendaftaran yang mendadak. Meskipun begitu, dia dan timnya tetap mengusahakan yang terbaik dalam lomba ini.
“Untuk lomba ini, kami mendaftar secara mendadak, jadi kami tidak melakukan latihan khusus. Namun ketika lomba berlangsung, kami berusaha sebisa mungkin untuk memberikan yang terbaik,” jelasnya.
Selama mengikuti lomba, Nosten menuturkan bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi timnya seperti pulang larut malam dikarenakan keterlambatan jadwal yang mengakibatkan tidak efisiennya waktu dalam perlombaan.
“Pengalaman kami mengikuti lomba debat ini menghadirkan berbagai tantangan yang menarik untuk diceritakan. Salah satu kendala utama yang kami hadapi adalah masalah efisiensi waktu dan keterlambatan jadwal. Lomba yang seharusnya bisa diselesaikan dengan lebih singkat justru dilangsungkan selama lebih dari dua hari dan sering terjadi keterlambatan jadwal yang mengakibatkan kami harus pulang hingga larut malam,” tuturnya.
Lebih lanjut, Nosten mengaku bahwa sistem perlombaan yang berbeda ditambah mereka harus bersaing dengan tim debat dari Universitas Hasanuddin (Unhas) sempat membuat dia dan timnya kurang percaya diri.
“Sistem perlombaan yang cukup berbeda dari lomba-lomba yang pernah kami ikuti sebelumnya. Hal ini memaksa kami untuk beradaptasi dengan cepat. Situasi menjadi lebih menantang ketika kami berhadapan dengan tim dari Unhas. Reputasi mereka yang sudah dikenal jago dalam debat, ditambah dengan lingkungan debat mereka yang sudah sangat inklusif, sempat membuat kami (baca: tim debat) merasa kurang percaya diri,” tambahnya.
Sebagai penutup, Nosten menyampaikan harapannya agar mendapatkan juara lagi pada perlombaan ke depannya dan akan terus berupaya untuk memberikan yang terbaik dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah.
“Semoga ke depannya bisa juara lagi walaupun dengan kendala-kendala tersebut. Kami akan terus berupaya memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan yang ada,” tutupnya. (019)