Ketika mendengar nama Stephen king maka yang terpikirkan adalah sebuah horror yang mengerikan. Namun, pada faktanya King tidak pernah membatasi dirinya dalam satu genre saja. Sebuah film lawas yang terbit pada tahun 80-an dimana berbagai media mengungkapkan bahwa sang penulis King mengakui bahwa film ini menjadi film dengan adaptasi terbaik dari karyanya yang pernah ia lihat. Stand By Me (1981) merupakan sebuah film dengan genre coming of age drama yang di adaptasi dari novel pendek berjudul “The body” yang disutradarai oleh Rob Reiner. Sepanjang sejarah film ini diputar respon positif serta nominasi penghargaan selalu diraih.
Memiliki plot pada tahun 1959 yang berlatar di sebuah kota Castle Rock. Gordie Lachance (Wil Wheaton), Chris Chambers (River Phoenix), Teddy Duchamp (Corey Feldman) dan Vern Tessio (Jerry O’Connell) merupakan sekelompok remaja yang menjadi protagonis utama. Keempat remaja tersebut memiliki berbagai latar yang buruk sehingga dianggap sebagai kelompok pecundang. Gordie merupakan remaja yang diabaikan orang tuanya disebabkan kakaknya yang berbakat dan terkenal tidak seperti dirinya. Sejak kakaknya meninggal pengabaian orang tuanya tidak pernah hilang karena duka yang berkelanjutan. Lanjut, Chris merupakan remaja yang dituduh mencuri uang walau sebenarnya bukan Chris yang melakukannya. Namun karena Chris lahir di keluarga alkoholik, sehingga orang-orang menuduhnya sebagai perilaku yang menjadi kebiasaan keluarganya. Kemudian, Teddy merupakan seorang remaja yang telah mengalami kekerasan dari ayahnya yang alkoholik dengan menempelkan telinganya ke kompor hingga hampir terbakar seutuhnya. Berbeda dengan Vern ia memiliki hubungan baik dengan orang tuanya tetapi selalu dirundung dikarenakan tubuhnya yang pendek dan gemuk.
Singkat cerita, Vern menguping pembicaraan kakaknya yang menemukan sebuah mayat anak laki-laki bernama Roy Browner yang dicari-cari, namun karena kakak vern baru saja mencuri mobil maka ia takut untuk melaporkannya. Berdasarkan informasi tersebut, keempat protagonis utama memutuskan untuk menemukan mayat tersebut dengan harapan penghargaan dari masyarakat sebagai pahlawan.
Film ini tidak hanya menceritakan tentang keempat remaja yang mencari mayat, namun lebih dari itu film ini menyajikan kisah bagaimana keempat remaja tersebut mampu meraih penerimaan dirinya atas masalah yang menimpanya. Walau film ini tidak menampilkan suatu hal yang menakutkan seperti ciri khas king biasanya, film ini berhasil membawakan banyak bumbu dark comedy. Musik yang dibawakan pun sangat memuaskan dengan musik yang berhasil menggambarkan bagaimana suasana kota kecil di amerika. Film dengan durasi 88 menit ini berhasil memberikan makna akan kehidupan yang mendalam akan penerimaan diri serta harapan. Akhir kata, berdasarkan IMDB Rating film ini berhasil meraih 8,1/10 dan bisa kalian nonton di layanan streaming kapanpun dan dimanapun. (RBN)