![]() |
Ilustrasi rindu dan hampa Sumber: google.com |
Sesampai di lantai 2, ia temukan secarik kertas dengan bercak darah, tertempel di satu pintu ruangaan tepat di depan tangga. Karena penasaran, segera ia tengok dan baca. Tertulis “Rindu: sebuah puisi” dengan tulisan kecil “Lt 2 Room BM 20” di sisi kanan bawahnya. Persis nama ruangan dari pintu di depannya.
“Aneh” Katanya. “Mengapa di ruangan meeting ?” Lanjutnya. Dengan segera ia lanjut membaca:
“Roda waktu berputar tanpa henti
Manusia berpilin relasi, terus terhubung
Ada yang menguat, ada yang mengurai kembali
Momen demi momen tersimpan & tergantung…
Foto dan album, feed dan story,
Menyimpan cerita, menuai berita
Dari sudut sekolah, hingga bilik kerja
Ramai, sepi, terasa hadir kembali…
Pada Andi ku cerita
Dahulu kita, berkelahi ria
Pada Rima ku berkata
Dahulu kita, bolos bersama
Pada Luna ku cerita
Sesaat kerja, kita semeja
Pada Ronald ku berkata
Sesaat rehat, kita bercanda ria
Tangis, tawa, marah, dan canda …
Bersama kawan, tak pernah lupa
Memori indah itu, kini bisu jua
Bercampur rasa diatas wadah duka
Dengan dada penuh rindu kini
Ku hampa di tali gantung
Melayang, bergoyang …
Gembira, bergentayangan … “
Segera ia dorong pintu itu, dan terlihatlah sesosok jasad tergantung di bawah lampu.
Oleh: Muhammad Ali Abdurrahman