Kondisi Selokan Samping Sekretariat Maperwa Kema FPsi UNM
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis
Psikogenesis, Selasa (17/12) – Masyarakat Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) keluhkan bau tidak sedap yang timbul dari selokan sekitar kantin dan sekretariat Lembaga Kemahasiswaan (LK).
R salah satu warga Kema FPsi UNM, mengeluhkan bau tidak sedap yang berasal dari selokan di sekitar fakultas. Ia menduga, aktivitas kantin dan kebiasaan buruk mahasiswa yang membuang sampah sembarangan ke selokan menjadi penyebab utama masalah ini.
“Saya terganggu (baca: dengan bau) dan mungkin kalau menurut ku sih itu (baca: sumbernya) dari limbah kantin karena biasa mereka (baca: pedagang kantin) cuci piring atau segala macam terus airnya itu di selokan ji juga mengalir jadi dari situ mi bau-baunya juga. Sama mungkin juga dari sampah-sampahnya ji biasa yang langsung masuk ke selokan begitu,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu Muh. Reza Fadli Pratama Ichwan atau yang akrab disapa Eja selaku salah satu fungsionaris Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) Kema FPsi UNM juga merasa terganggu akan bau tidak sedap yang tercium disekitaran sekretariat Maperwa hingga seluruh sekretariat LK.
“Ya jelas terganggu sih. Cuma kalau misalnya kita mau liat posisi selokannya juga kan ini aliran selokan dari ujung BB sampai di BM kan tersambung semua itu selokannya jadi tidak bisa kita pungkiri bahwa bukan cuma di sekretariat Maperwa saja yang bau sebenarnya, jadi sampai nya di ujung-ujung sekret sebenarnya bau semua ji dan itu jelas pasti mengganggu,” tuturnya.
Lukman selaku Wakil Dekan (WD) II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan mengaku mengetahui hal tersebut dan membenarkan bahwa sumber bau tidak sedap yang timbul berasalnya dari kantin.
“Saya juga lewat situ (baca: kantin) dan saya tau mi (baca: adanya bau tidak sedap dari selokan). Karena itu selokan kan sumbernya dari kantin dan selokannya terbuka,” ujarnya.
R merasa risih dengan bau tidak sedap yang timbul ketika dalam perjalanan menuju kantin dengan melewati area sekitar sekretariat LK, terutama saat hendak makan di kantin.
“Kalau saya sih merasa agak risih ji karena kan biasa kalau lewat situ (baca: sekretariat LK) kalau mau menuju ke kantin sedangkan kalau tiba-tiba ada bau kayak gitu jadi agak risih ji iya kayak mau ki makan tapi cium ki bau begitu,” ucapnya.
Berbeda dengan R, Eja mengatakan bahwa bau yang timbul tidak menjangkau sampai ke dalam sekretariat Maperwa Kema FPsi UNM dan tidak menghambat aktivitas yang dilakukan di luar sekretariat meski adanya bau tidak sedap tersebut.
“Kalau sampai ke dalam ruangan khususnya Maperwa tidak ji. Sebenarnya kalau mau dibilang bau terkadang saya nda tau ya ini apa saya sudah biasa atau bagaimana cuma persoalan dibilang terganggu ya sebenarnya tidak jadi kegiatan di lorong LK itu bisa ji jalan seperti biasa tanpa istilahnya menghambat aktivitas yang mau kita lakukan. cuma kalau mau dibilang baunya busuk ya busuk baunya,” ungkapnya.
R juga memberi saran agar selokan dibersihkan secara rutin agar selokan tidak lagi menimbulkan bau yang tidak sedap.
“Kalau menurutku pribadi sih mungkin selokannya yang harus dibersihkan secara rutin,” tambahnya.
Sebaliknya, Eja menjelaskan bahwa jika memang ingin ditindaklanjuti, ia menyerahkan pada pimpinan fakultas untuk mentaktisi masalah tersebut sebab hal ini tidak menjadi tuntutan bagi pimpinan fakultas dikarenakan masih banyak persoalan lain yang lebih penting dibanding masalah bau tidak sedap yang ditimbulkan dari selokan ini.
“Kalau semisal memang mau ditindaki dalam artian untuk menghilangkan bau yang tidak sedap di lorong LK utamanya, tidak menjadi persoalan, saya serahkan saja ke pimpinan fakultas untuk bisa taktisi itu. Toh juga ini tidak menjadi tuntutan sama sekali ji untuk pimpinan fakultas untuk bisa memberikan solusi terhadap itu. Karena masih banyak case lain yang perlu kita kawal di luar dari persoalan itu yang sifatnya lebih substantif dibandingkan selokan,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Lukman menjelaskan mengenai rencana kedepannya yang akan dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yakni dengan membangun kantin dan gedung sekretariat LK yang baru, menghilangkan kantin dan gedung sekretariat yang lama, menutup selokan, serta membuat saluran pembuangan baru yang alirannya langsung mengarah ke got yang ada di luar kampus.
“Ke depannya selokannya akan ditutup. Kalau di keuangan namanya ‘pengerjaan fisik’. Bulan lalu itu baru saja dilakukan revisi anggaran untuk tahun 2025 berkaitan dengan keuangan dengan penambahan anggaran untuk pemeliharaan fisik. Kantin akan dipindahkan sejajar dengan gedung LK. Gedung ini (baca: Gedung BM) dengan kantin disambung. Pak dekan minta agar saluran pembuangan langsung ke got, tidak lewat saluran,” jelasnya.
Sebagai penutup, Lukman berharap agar mahasiswa tidak membuang atau meletakkan sampah di sembarang tempat sebab tempat sampah yang disediakan sudah sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
“Harapannya sih mahasiswa tidak buang atau meletakkan sampahnya di mana-mana, baik itu sampah makanan, minuman, dan lain-lain,” tutupnya. (021)