Riset LPM Psikogenesis “Riset: Tanggapan terhadap Fasilitas Kantin Fakultas Psikologi UNM”
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis
Psikogenesis, Selasa (18/03) – Wakil Dekan (WD) II Bidang Keuangan dan Fasilitas Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) memberikan tanggapan terkait kantin FPsi UNM berdasarkan hasil riset Departemen Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Psikogenesis FPsi UNM terbitan Desember 2024.
Berdasarkan hasil riset yang melibatkan 128 mahasiswa aktif FPsi UNM dan satu dosen, sebanyak 87 responden menganggap bahwa lokasi Kantin FPsi UNM tidak tepat. Lukman selaku WD II bagian Sarana dan Prasarana memaparkan bahwa lokasi kantin FPsi UNM memang kurang strategis dan renovasi sudah direncanakan dari dua tahun lalu. Namun renovasi kantin belum termasuk fokus utama.
“Lokasi memang kurang strategis, renovasi kantin sudah direncanakan sejak dua tahun lalu. Namun, fokus utama saat ini adalah pembangunan ruang belajar seperti gedung BB 106, laboratorium, dan ruang kelas baru,” paparnya.
Selain itu, 77 responden juga menganggap bahwa kantin FPsi UNM tidak dalam kondisi kebersihan yang memadai. WD II yang kerap disapa Lukman menegaskan bahwa kebersihan kantin FPsi UNM sering dikeluhkan namun pimpinan FPsi UNM memprioritaskan kepada pembangunan fasilitas pembelajaran.
“Masalah kebersihan seperti bau dan gangguan hewan memang sering dikeluhkan. Namun, saat ini kami (baca: pimpinan FPsi UNM) lebih memprioritaskan pembangunan fasilitas pembelajaran,” ujarnya.
Dalam hal sarana dan prasarana, sebanyak 103 responden merasa fasilitas kantin FPsi UNM tidak memadai. Lukman memaparkan bahwa renovasi kantin FPsi UNM telah diajukan bersama 30 proyek lainnya. Namun, renovasi kantin tidak disetujui oleh Rektor UNM sehingga renovasi kantin FPsi UNM belum bisa dilakukan.
“Renovasi kantin sebenarnya masuk dalam daftar pengajuan bersama 30 proyek lainnya. Namun, dari 30 proyek tersebut, hanya 10 yang disetujui Rektor, termasuk pembangunan ruang kelas baru, laboratorium, dan ruang dosen,” terangnya.
Kemudian, sebanyak 84 responden merasa tidak nyaman saat berada di kantin. Menanggapi hal tersebut, Lukman menegaskan bahwa faktor kenyamanan akan diperhatikan saat renovasi kantin FPsi UNM dilakukan.
“Kami memahami ketidaknyamanan mahasiswa. Jika rektor menyetujui pembangunan kantin, kami akan memastikan desainnya lebih nyaman,” katanya.
Hasil riset juga menunjukkan bahwa 94 responden lebih memilih berbelanja di tempat lain dibandingkan di kantin FPsi UNM. Lukman menjelaskan bahwa kantin FPsi UNM yang tidak memadai menjadi salah satu alasan utama mahasiswa enggan ke kantin FPsi UNM.
“Banyak mahasiswa yang memilih tempat lain karena kantin saat ini tidak memadai. Kami sebenarnya sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan kantin. Namun, lokasi baru yang sesuai masih dipertimbangkan. Ada opsi membangun kantin di dekat Taman Sulapa Appa, tetapi lokasi tersebut memiliki kendala saluran air,” tutur Lukman.
Lebih lanjut, Lukman menegaskan bahwa Dekan FPsi UNM telah menyiapkan anggaran khusus untuk pembangunan kantin. Namun, lokasi kantin belum diputuskan.
“Dekan telah menyiapkan anggaran khusus untuk pembangunan kantin. Namun, lokasi belum diputuskan karena pertimbangan bau comberan di Taman Sulapa Appa dan keterbatasan lahan di area parkir,” jelasnya.
Sebagai penutup, Lukman berharap konsep kantin yang diusulkan Dekan FPsi UNM bisa terlaksana.
“Harapannya semoga konsep kantin model food court seperti di Psikologi UGM (baca: Universitas Gadjah Mada) yang di usulkan Dekan bisa terlaksana, dengan sistem kontrak tahunan dan bagi hasil, serta penekanan pada kebersihan dan fasilitas tempat duduk,” tutupnya. (SKY)