LPM Psikogenesis

LPM Psikogenesis
LPM Psikogenesis

Air Kotak, Matcha, dan Jurnalis

Ilustrasi Air Kotak, Matcha, dan Jurnalis

Sumber: Pinterest

BARISTA MEMILIKI STOK BARANG BARU! itulah headline berita yang menggemparkan. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja Barista menyetok air dalam kemasan kotak. Apa gunanya? Apa spesialnya? Air biasa sajakan sudah cukup untuk meracik minuman. Begitulah isi pemikiran bahan-bahan dapur kecuali Matcha.

Matcha memiliki pemikiran yang berbeda kepada Air Kotak. Apakah Matcha yang terlalu positif? Entahlah… Disaat semua bahan meremehkan kehadiran Air Kotak. Matcha memiliki pemikiran yang berlawanan arah “Dia spesial” ungkap Matcha dengan menatap Barista yang sedang membuka boks berisikan Air Kotak.

“Matcha benar, Air Kotak ini spesial untuk diseduh dengan Matcha” ucap Barista dengan tangan yang sibuk membuka boks. “A-aku? Air Kotak itu spesial untukku?” Rona warna Matcha tiba-tiba menjadi pekat, tanda ia sedang malu.

┻⁠┻⁠︵⁠¯⁠\⁠(⁠ツ⁠)⁠/⁠¯⁠︵⁠┻⁠┻

“TUNGGU! KENAPA DIBERITA INI SEAKAN-AKAN MATCHA YANG DULUAN SUKA PADAKU??!” Protes Air Kotak membaca rubrik berita pada sebuah tabloid. “Bukan kah memang begitu? Kau sendiri yang mengatakan bahwa Matcha duluan yang mengajakmu untuk terikat dalam hubungan,” ungkap sang Jurnalis, sahabat Barista.

“Hei, katakan pada anak buahmu untuk memperbaiki teknik penulisan mereka, ini merupakan interpretasi, memang benar Matcha yang duluan mengajakku pacaran, tapi bukan berarti Matcha yang duluan suka padaku” ucap Air Kotak dengan nada ketus. “Kau sudah seperti Asisten Dosen saja, sudahlah nikmati saja berita tersebut” Jurnalis mengatakan itu dengan santai sembari minum dari gelas merah kecil.

“TIDAK! AKU INGIN AGAR BERITA INI DIREVISI!!” Air Kotak melantangkan suaranya dengan kedua kakinya digerakkan keatas dan kebawah menyerupai bayi yang sedang tantrum “Jangan gila, tabloid itu sudah dicetak dan disebarkan, lagipula berita yang sudah disebarkan tidak dapat dihapus secara tiba-tiba, hal tersebut tidak sesuai dengan kode etik PERS” Jawaban Jurnalis tidak mendapatkan respon positif dari Air Kotak “Lalu bagaimana? Ini terkesan tidak Machoo, yang aku inginkan adalah berita dimana Aku tergila-gila pada Matcha” jawaban Air Kotak diluar dugaan, Jurnalis tak pernah menyangka mulut Air Kotak tidak bersensor.

“Baiklah, jangan tantrum. Walaupun berita tersebut sudah tidak dapat dihapus, namun ada cara lain”, “APA ITU?” Jawaban spontan keluar dari mulut Air Kotak meskipun Jurnalis belum selesai berbicara “Kau memiliki hak jawab, pihak jurnalistik akan datang dan kau bisa memberikan informasi sesuai yang kau inginkan, semacam klarifikasi”

Tidak perlu mengunggu lama, tantrum Air Kotak menjadi bahan bakar tim jurnalistik untuk segera datang ke Cafe, wawancara dilakukan sangat lama, tanpa batas waktu, sesuka Air Kotak bercerita awal mula kisahnya dengan Matcha 2 tahun yang lalu.

┻⁠┻⁠︵⁠¯⁠\⁠(⁠ツ⁠)⁠/⁠¯⁠︵⁠┻⁠┻

“Hei, maaf sebelumnya, aku bukannya suka memotong pembicaraan orang lain, terlebih pembicaraan narasumber saat sesi wawancara, namun tolong sudahilah, kisah hidupmu selama 2 tahun mulai dari awal kalian ketemu, hingga Matcha mengajakmu menjalin hubungan tidak akan cukup ditulis dalam satu rubrik berita,” ucap Jurnalis memotong pembicaraan, sebenarnya ada banyak hal menyenangkan yang diceritakan Air Kotak dan layak untuk dijadikan bahan terbitan, namun Jurnalis tidak tega melihat timnya harus melakukan verbatim kisah hidup 2 tahun tersebut.

Senyum terbit di wajah salah satu anggota tim jurnalis, matanya berkaca menatap Sang Jurnalis, seperti berterimakasih telah memotong pembicaraan Air Kotak. “Baiklah, aku akan mengakhiri wawancara ini. Namun, awas saja kalian menginterpretasi hasil wawancara, aku akan tantrum, dan lebih tantrum dibanding tantrum sebelumnya,” ancam Air Kotak pada tim jurnalistik.

┻⁠┻⁠︵⁠¯⁠\⁠(⁠ツ⁠)⁠/⁠¯⁠︵⁠┻⁠┻

Sinar mentari menghangatkan suasana cafe, di dalam gelas merah kecil, Mactha dan Air kotak bercengkrama “Jadi kau sudah menyukaiku semenjak 2 tahun yang lalu?” Ucap Matcha pada Air kotak. “Bisakah kau menatap mata orang lain ketika mengajak mereka berbicara? Kau bertanya padaku namun matamu fokus membaca tabloid, apa gunanya informasi tabloid itu jika narasumbernya tepat berada di depanmu?” Nada ketus Air Kotak kembali terdengar. “Wait… Kau menjelaskan ketertarikan mu padaku menggunakan teori triangular love Sternberg? Hahahah kau sangat cocok menjadi asisten dosen” Matcha tidak menghiraukan nada ketus Air Kotak, informasi dari tabloid sangat menyenangkan untuk dibaca.

“Hei… Kau secara tidak sengaja mengatakan kita berdua Wibu, saat kau mengatakan kita pertamakali bertemu di Event Wibu” ucap Matcha dengan nada kesal, sebelum Air Kotak sempat menjawab, Matcha mengubah raut wajahnya “Wahhh kau bahkan menyukaiku saat aku masih bersama susu?” Ekspresi wajah Matcha tiba-tiba menjadi sedih “Huaaa kenapa kau sangat merendahkan dirimu??? Kau tahu? Bahkan jika kau terlahir menjadi cacing pun aku akan tetap menyukaimu” Air Kotak tertawa mendengar pernyataan Matcha, mereka kemudian berdebat apakah hal tersebut akan benar-benar terjadi jika Air Kotak terlahir menjadi cacing.

“Selama 2 tahun itu kau sudah mengetahui masala laluku yang suka mengonsumsi alkohol, merasa terbuang, dan tidak berarti. Namun dengan semua hal-hal buruk itu, kau tetap menerimaku, kau… Entahlah, bagaimana mengatakannya? Just like an angel go down to earth only for me?” Ungkap Air Kotak pada Matcha “Entahlah aku harus merespon apa mendengar hal ini” Matcha mengatakan itu dengan wajah ysng merona dan kedua tangan merangkul Air Kotak. Di dalam gelas merah itu, Air Kotak dan Matcha bercengkerama, saling berbagi cita, cerita, dan cinta.

“Betapa indahnya kisah mereka” ungkap Jurnalis pada Barista yang tidak jauh dari tempat Matcha dan Air Kotak “Mangapa kau tidak menuliskan detail 2 tahun itu?” Tanya Barista. “Informasi selama 2 tahun itu, tidak akan cukup dalam rubrik berita maupun cerita. Sudahlah pekerjaanku sudah cukup banyak, lebih banyak dibandingkan mahasiswa yang mengambil 24 SKS” Jawab Jurnalis dengan meminum kopi racikan Barista “Apakah kau tidak asing dengan rasa kopi itu?” Barista bertanya dengan senyum yang memiliki arti khusus “Kau menggunakan Kopi Gayo?! Aku merindukan rasa ini, selama berpindah tugas tahun lalu, Kopi Gayo selalu menemaniku, terimakasih Barista, kau memang sahabat terbaik aku” Jurnalis terkejut saat Barista memberikan Kopi dengan cita rasa yang dirindukannya.

Mendengar kata terimakasih dari Jurnalis, Barita tertawa “Kau seperti monyet di film Negara Tetangga” Jurnalis tidak menghiraukannya, ia fokus menikmati seduhan kopi. Barista tersenyum usil dan berkata “Kau merindukan Kopi Gayo atau seseorang di daerah penghasil Kopi Gayo?” Mendengar itu Jurnalis hampir tersedak “Hahahahah entahlah, yahh mungkin” Wajah Jurnalis menjadi merah, tanda ia merasa malu.

“Hei, kenapa tidak kau tuliskan saja ceritamu dengan Kopi Gayo?” celutuk Air Kotak yang tiba-tiba berada di dekat Jurnalis “Iya, ayolah kita semua penasaran” ungkap Matcha disamping Air Kotak, dengan wajah yang masih merah, Jurnalis berkata “Hmmm mungkin lain kali? Part 2?”

-Butterfly

psikogenesis.org

psikogenesis.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts