LPM Psikogenesis

LPM Psikogenesis
LPM Psikogenesis

Tarif Parkir Anjungan Losari Menyalahi Aturan Perda

follow:
MAKASSAR 20/12/2014 –Para juru parkir yang ada di seputaran
pantai Losari, mengabaikan peraturan pemerintah yang tertuang didalam
Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Walikota (Perwali) kota Makassar
mengenai tarif parkir. 
Fuji salah satu juru parkir yang ada di
pantai Losari mengatakan, tarif yang diberlakukan untuk kendaraan roda
empat adalah Rp 3000 sedangkan untuk kendaraan roda dua sebesar Rp 2000
dan sudah diberlakukan selama dua tahun belakangan ini oleh semua juru
parkir yang ada dipantai losari. “Tarif itu sudah diberlakukan sejak
lama oleh tukang parkir sebelumnya sehingga saya memberlakukan tarif itu
selama dua tahun belakangan ini” tegas Fuji . 
Usut demi usut
ternyata apa yang dilakukan oleh Fuji dan para juru parkir sebelumnya
tidak berdasarkan pada Perda No. 17 tahun 2005 tentang Parkir dan
diperkuat Perwali Kota Makassar No. 64 tahun 2011 yang mana dikatakan
bahwa tarif parkir sejatinya untuk roda dua atau motor hanya Rp 1.000
sementara untuk mobil hanya Rp 2.000. 
Alhasil, banyak dari pihak
pengunjung yang menyesalkan tindakan tukang parkir yang menentukan
aturan sendiri dalam biaya parkir di pantai losari tanpa berpatokan pada
aturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
“Parkirannya sudah
bagus hanya saja orang yang melakukan pekerjaannya sebagai tukang parkir
yang tidak bertanggung jawab dengan menaikkan tarif parkir sehingga
tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah ” kata
Darwis salah satu pengunjung pantai losari Makassar.(NFAR/NK).

*Reporter dalam berita ini merupakan peserta Diklat Jurnalistik VII  yang  saat ini menjalani proses magang di LPM Psikogenesis.

psikogenesis.org

psikogenesis.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Air Kotak, Matcha, dan Jurnalis

Ilustrasi Air Kotak, Matcha, dan Jurnalis Sumber: Pinterest BARISTA MEMILIKI STOK BARANG BARU! itulah headline berita yang menggemparkan. Bagaimana tidak?

Endless

Ilustrasi Endless Sumber: Dok. Pribadi We once wove a thousand dreams, with hands entwined, firm and true, like a painting