Sumber: LPM Profesi UNM |
Salam Perjuangan
dan Salam Pergerakan!
dan Salam Pergerakan!
Mahasiswa memiliki potensi dalam memahami
perubahan dan perkembangan khususnya dalam konteks pendidikan dan juga di lingkungan
sosial masyarakat. Mahasiswa juga merupakan bagian dari kaum muda dalam tatanan
masyarakat yang perannya hadir dalam lingkup permasalahan sosial dan pastinya
mampu mengimplementasikan setiap kemampuan dan keilmuannya dalam akselerasi
perubahan demi untuk kepentingan rakyat.
perubahan dan perkembangan khususnya dalam konteks pendidikan dan juga di lingkungan
sosial masyarakat. Mahasiswa juga merupakan bagian dari kaum muda dalam tatanan
masyarakat yang perannya hadir dalam lingkup permasalahan sosial dan pastinya
mampu mengimplementasikan setiap kemampuan dan keilmuannya dalam akselerasi
perubahan demi untuk kepentingan rakyat.
Terlebih, peran mahasiswa bukan saja
menjadi sebagai masyarakat bukan pula pemerintah, apalagi bila tugasnya selama
di kampus hanya di fokuskan pada agenda kerja tugas kuliah semata. Selama ini
mahasiswa dikenal sebagai Agent Of Change
(agen perubahan) tentunya hal ini didasari oleh karena mahasiswa tidak hanya
terlahir untuk mementingkan diri pribadinya sendiri melainkan memberikan
konstribusi terhadap bangsa dan negaranya. Terkhusus dalam upaya memberikan kepedulian
dan memperjuangkan hak-hak dasar rakyat
itu sendiri.
menjadi sebagai masyarakat bukan pula pemerintah, apalagi bila tugasnya selama
di kampus hanya di fokuskan pada agenda kerja tugas kuliah semata. Selama ini
mahasiswa dikenal sebagai Agent Of Change
(agen perubahan) tentunya hal ini didasari oleh karena mahasiswa tidak hanya
terlahir untuk mementingkan diri pribadinya sendiri melainkan memberikan
konstribusi terhadap bangsa dan negaranya. Terkhusus dalam upaya memberikan kepedulian
dan memperjuangkan hak-hak dasar rakyat
itu sendiri.
Dalam perjalanan sejarah pergerakan
mahasiswa dan pemuda terhadap perkembangan kemajuan bangsa Indonesia perannya
tidak pernah lepas. Berbicara soal gerakan mahasiswa adalah berbicara atas nama
idealisme yang tentunya tidak terlepas dari kata pengorbanan dan kepedulian. Sejarah
telah mencatat atas torehan perubahan yang dilakukan para mahasiswa. Tentunya perubahan
dan perjuangan yang dilakukan atas dasar kepedulian dan kesadaran.
mahasiswa dan pemuda terhadap perkembangan kemajuan bangsa Indonesia perannya
tidak pernah lepas. Berbicara soal gerakan mahasiswa adalah berbicara atas nama
idealisme yang tentunya tidak terlepas dari kata pengorbanan dan kepedulian. Sejarah
telah mencatat atas torehan perubahan yang dilakukan para mahasiswa. Tentunya perubahan
dan perjuangan yang dilakukan atas dasar kepedulian dan kesadaran.
Pada tahun 1928 adalah awal mula kebangkitan
gerakan pemuda dan mahasiswa itu sendiri, dimana hari itu adalah momen penting
yakni momen sumpah pemuda yang menjadi tolak ukur bersatunya para pemuda seluruh
tanah air. Persatuan yang ditorehkan ini tentunya didasari oleh kepedulian dan
kesadaran pemuda mahasiswa terhadap
bangsanya sendiri. Mewujudkan satu visi bersama, membangun gerakan perlawanan
untuk satu musuh bersama yakni kolonialisme Belanda.
gerakan pemuda dan mahasiswa itu sendiri, dimana hari itu adalah momen penting
yakni momen sumpah pemuda yang menjadi tolak ukur bersatunya para pemuda seluruh
tanah air. Persatuan yang ditorehkan ini tentunya didasari oleh kepedulian dan
kesadaran pemuda mahasiswa terhadap
bangsanya sendiri. Mewujudkan satu visi bersama, membangun gerakan perlawanan
untuk satu musuh bersama yakni kolonialisme Belanda.
Dalam perjalanannya menjelang kemerdekaan
Indonesia, pemuda lagi-lagi mengambil peran, dimana para golongan muda mendesak
golongan tua dalam hal ini Bapak Ir. Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan
Indonesia dengan berbagai pertimbangan dan analisis yang tajam tentunya.
Indonesia, pemuda lagi-lagi mengambil peran, dimana para golongan muda mendesak
golongan tua dalam hal ini Bapak Ir. Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan
Indonesia dengan berbagai pertimbangan dan analisis yang tajam tentunya.
Peristiwa proklamasi tersebut telah
membuktikan sejarah bahwa pemuda adalah bagian pendombrak sejati dalam
menentukan sikap daripada sikap para golongan tua, dan merupakan pembuktian
nyata bahwa pemuda sadar dan peduli terhadap kemajuan serta kemerdekaan
bangsanya.
membuktikan sejarah bahwa pemuda adalah bagian pendombrak sejati dalam
menentukan sikap daripada sikap para golongan tua, dan merupakan pembuktian
nyata bahwa pemuda sadar dan peduli terhadap kemajuan serta kemerdekaan
bangsanya.
Bukan hanya itu, memasuki era pemerintahan
awal dari kemerdekaan Indonesia sampai memasuki era reformasi, pemuda mahasiswa
terus membuktikan identitasnya sebagai insan pemuda yang sadar dan peduli
terhadap kelangsungan kesejatehraan rakyat. Proses penolakan terhadap segala
bentuk kebijakan yang tidak pro rakyat serta penolakan terhadap segala rezim
pemimpin yang otoriter.
Melambungnya harga kebutuhan pokok pada era kepemimpinan diera Soekarno yang
membuat rakyat menjerit dalam memenuhi kebutuhannya. Tentunya hal ini menuai
protes di kalangan khususunya pemuda mahasiswa itu sendiri yang merasakan
langsung dampak dari masalah sosial tersebut. Permasalahan ini mahasiswa
kembali menunjukkan kesadaran dan kepeduliannya terhadap masalah yang dihadapi
rakyat.
Bukan hanya itu pemuda mahasiswa tentunya
terus ikut andil terhadap segala bentuk kebijakan yang tidak pro rakyat dan
mahasiswa. Hal ini bisa dilihat dalam peristiwa malari (malapetaka lima belas
januari) atas maraknya praktik korupsi dan kediktatoran rezim Soeharto serta hadirnya bentuk normalisasi kehidupan kampus
dan badan kordinasi kemahasiswaan. Hal ini kembali membangkitkan semangat
perlawanan mahasiswa untuk menolak bentuk pengekangan yang ada didalam kampus.
terus ikut andil terhadap segala bentuk kebijakan yang tidak pro rakyat dan
mahasiswa. Hal ini bisa dilihat dalam peristiwa malari (malapetaka lima belas
januari) atas maraknya praktik korupsi dan kediktatoran rezim Soeharto serta hadirnya bentuk normalisasi kehidupan kampus
dan badan kordinasi kemahasiswaan. Hal ini kembali membangkitkan semangat
perlawanan mahasiswa untuk menolak bentuk pengekangan yang ada didalam kampus.
Dalam puncak perjalanannya, pada tahun
1998 adalah puncak kejayaan pergerakan perjuangan pemuda mahasiswa sebab keikutsertaan
pemuda mahasiswa melakukan gebrakan besar yakni ikut andil dalam penurunan
rezim otoriter Soeharto, yang sampai saat ini terus menerus dikisahkan atas
sikap-sikap heroik mahasiswa pada masa itu. Namun dibalik puncak kisah heroik pergerakan
mahasiswa 1998 tersebut tentunya melahirkan begitu banyak pertanyaan. Mungkin
salah satunya adalah “Masihkah ada setelahnya? Penyatuan gerakan dengan satu
visi bersama?”, dibalik setiap perjalanan pergerakan mahasiswa tentunya mereka
bergerak atas dasar kesadaran dan kepedulian serta untuk kepentingan masyarakat
itu sendiri. Namun lagi-lagi, “Apakah masih ada gerakan tuntutan yang terjadi
bergerak atas dasar kesadaran dan kepedulian? Bergerak atas dasar satu visi
bersama?”. Sejarah mencatat puncak kejayaan pergerakan mahasiswa terlahir pada
gejolak pergerakan 1998. “Mungkinkah kisah heroik mahasiswa tersebut terhenti pada masa itu?”.
1998 adalah puncak kejayaan pergerakan perjuangan pemuda mahasiswa sebab keikutsertaan
pemuda mahasiswa melakukan gebrakan besar yakni ikut andil dalam penurunan
rezim otoriter Soeharto, yang sampai saat ini terus menerus dikisahkan atas
sikap-sikap heroik mahasiswa pada masa itu. Namun dibalik puncak kisah heroik pergerakan
mahasiswa 1998 tersebut tentunya melahirkan begitu banyak pertanyaan. Mungkin
salah satunya adalah “Masihkah ada setelahnya? Penyatuan gerakan dengan satu
visi bersama?”, dibalik setiap perjalanan pergerakan mahasiswa tentunya mereka
bergerak atas dasar kesadaran dan kepedulian serta untuk kepentingan masyarakat
itu sendiri. Namun lagi-lagi, “Apakah masih ada gerakan tuntutan yang terjadi
bergerak atas dasar kesadaran dan kepedulian? Bergerak atas dasar satu visi
bersama?”. Sejarah mencatat puncak kejayaan pergerakan mahasiswa terlahir pada
gejolak pergerakan 1998. “Mungkinkah kisah heroik mahasiswa tersebut terhenti pada masa itu?”.
Dalam konteks realitas sekarang, tidak
banyak kita melihat mahasiswa ikut andil
dalam agenda-agenda pergerakan mahasiswa, paling tidak datang sekedar menengok
meskipun tidak terlibat. “Apakah hal ini patut untuk kita bandingkan dengan
sejarah pergerakan masa silam? Tentu tidak”.
Bangsa Indonesia telah memasuki gerbang
baru yakni gerbang reformasi dan sampai saat ini telah menjadi ruang besar yang
masa dan kondisinya tentu berbeda. Namun dalam perjalanannya mahasiswa bergerak
dengan pola yang sama seiring kesadaran dan kepedulian mahasiswa yang kini juga
perlahan makin terkikis. Setiap aksi demostrasi yang dilakukan mahasiswa tidak jarang
sekedar menjadi tontonan semata bahkan hanya menjadi ejekan dikalangan
masyarakat terlebih yang paling ironis ejekan dan tontonan itu datang dari
kebanyakan mahasiswa itu sendiri. Tentunya hal ini adalah sebuah permasalahan
kongkret dalam kalangan mahasiswa itu sendiri.
baru yakni gerbang reformasi dan sampai saat ini telah menjadi ruang besar yang
masa dan kondisinya tentu berbeda. Namun dalam perjalanannya mahasiswa bergerak
dengan pola yang sama seiring kesadaran dan kepedulian mahasiswa yang kini juga
perlahan makin terkikis. Setiap aksi demostrasi yang dilakukan mahasiswa tidak jarang
sekedar menjadi tontonan semata bahkan hanya menjadi ejekan dikalangan
masyarakat terlebih yang paling ironis ejekan dan tontonan itu datang dari
kebanyakan mahasiswa itu sendiri. Tentunya hal ini adalah sebuah permasalahan
kongkret dalam kalangan mahasiswa itu sendiri.
Sedangkan mahasiswa sejatinya sebagai
pemantik perjuangan terhadap masyarakat yang dikenal sebagai agen perubahan dan
mampu menjawab keresahan dan permasalahan yang dirasakan masyarakat. Namun,
bagaimana mungkin memantik dan membangun kesadaran masyarakat untuk bergerak
bila di dalam tubuh mahasiswa itu sendiri kesadaran dan kepedulian terhadap
kondisi sosial tidak terbangun dengan baik.
pemantik perjuangan terhadap masyarakat yang dikenal sebagai agen perubahan dan
mampu menjawab keresahan dan permasalahan yang dirasakan masyarakat. Namun,
bagaimana mungkin memantik dan membangun kesadaran masyarakat untuk bergerak
bila di dalam tubuh mahasiswa itu sendiri kesadaran dan kepedulian terhadap
kondisi sosial tidak terbangun dengan baik.
Isu nasional dan isu sosial yang ada di masyarakat
kini menjadi hal yang kerap kali dikesampingkan oleh karena banyaknya permasalahan
dan isu yang terdapat di dalam kampus yang notabenenya menyentuh langsung
mahasiswa yang ada di dalam kampus itu sendiri. Tidak jauh berbeda dari sejarah
NKK dan BKK, kondisi mahasiswa kini disibukkan dengan kegiatan perkuliahan dengan
memberikan tumpukan tugas-tugas kuliah semata dan juga dibenturkannya mahasiswa
dengan kegiatan-kegiatan yang hanya bersifat event semata, sehingga wajar bila gerakan mahasiswa selalu di identikkan
dengan kegiatan yang konservativ, monoton dan kuno dengan metode gerakan dan
bentuk yang hampir selalu sama. Sebab pada dasarnya untuk membangun gerakan
mahasiswa tentunya kita tidak mesti luput dari metode, selain daripada agenda
gerakan yang konsisten dan berjalan continue.
kini menjadi hal yang kerap kali dikesampingkan oleh karena banyaknya permasalahan
dan isu yang terdapat di dalam kampus yang notabenenya menyentuh langsung
mahasiswa yang ada di dalam kampus itu sendiri. Tidak jauh berbeda dari sejarah
NKK dan BKK, kondisi mahasiswa kini disibukkan dengan kegiatan perkuliahan dengan
memberikan tumpukan tugas-tugas kuliah semata dan juga dibenturkannya mahasiswa
dengan kegiatan-kegiatan yang hanya bersifat event semata, sehingga wajar bila gerakan mahasiswa selalu di identikkan
dengan kegiatan yang konservativ, monoton dan kuno dengan metode gerakan dan
bentuk yang hampir selalu sama. Sebab pada dasarnya untuk membangun gerakan
mahasiswa tentunya kita tidak mesti luput dari metode, selain daripada agenda
gerakan yang konsisten dan berjalan continue.
Kita ambil satu contoh saja di UNM Kampus
Orange yang dikenal sebagai kampus umar bakri, dimana begitu banyak kebijakan-kebijakan
birokrat kampus yang dikeluarkan semena-mena saja .
Orange yang dikenal sebagai kampus umar bakri, dimana begitu banyak kebijakan-kebijakan
birokrat kampus yang dikeluarkan semena-mena saja .
Sebenarnya Kemerdekaan berserikat sudah
diatur dalam Undang-undang 1945 yakni dalam pasal 28 (E) point (2) yang
berbunyi setiap warga negara berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan, sesuai dengan hati nuraninya dan kemudian dipertegas dalam point
(3) setiap warga negara berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.Namun berbeda halnya dengan Birokrat kampus saat ini
dimana setiap regulasi semakin hari semakin mencekik dan semakin menutup ruang
gerak lembaga Kemahasiswaan dalam menentukan sikap independensinya sendiri .
Alasan klasik selalu terlontar ini berdasar aturan administratif, namun
bukankah aturan kampus itu berdasarkan aturan yang menaungi universitas itu
sendiri ? tentu iya . Bukan hanya itu berbagai keputusan semena–mena tanpa landasan yang tidak jelas
selalu diputuskan secara sepihak. Seperti pemberian sanksi skorsing terhadap
mahasiswa yang sedang mengemukakan pendapat.
diatur dalam Undang-undang 1945 yakni dalam pasal 28 (E) point (2) yang
berbunyi setiap warga negara berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan, sesuai dengan hati nuraninya dan kemudian dipertegas dalam point
(3) setiap warga negara berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.Namun berbeda halnya dengan Birokrat kampus saat ini
dimana setiap regulasi semakin hari semakin mencekik dan semakin menutup ruang
gerak lembaga Kemahasiswaan dalam menentukan sikap independensinya sendiri .
Alasan klasik selalu terlontar ini berdasar aturan administratif, namun
bukankah aturan kampus itu berdasarkan aturan yang menaungi universitas itu
sendiri ? tentu iya . Bukan hanya itu berbagai keputusan semena–mena tanpa landasan yang tidak jelas
selalu diputuskan secara sepihak. Seperti pemberian sanksi skorsing terhadap
mahasiswa yang sedang mengemukakan pendapat.
Ketika para birokrat kampus berdasar pada
undang-undang tersebut tentunya birorkrat tidak mengeluarkan aturan yang
terkesan semena mena. Hal inilah yang saya maksudkan di atas bahwa saat ini
kondisi NKK dan BKK hadir kembali dengan gaya barunya sebagai upaya meredam
para re-generasi untuk ikut andil dalam langkah
perubahan. Tentunya hal ini lagi-lagi adalah wujud nyata sikap otoriter
pimpinan terhadap mahasiswa.
undang-undang tersebut tentunya birorkrat tidak mengeluarkan aturan yang
terkesan semena mena. Hal inilah yang saya maksudkan di atas bahwa saat ini
kondisi NKK dan BKK hadir kembali dengan gaya barunya sebagai upaya meredam
para re-generasi untuk ikut andil dalam langkah
perubahan. Tentunya hal ini lagi-lagi adalah wujud nyata sikap otoriter
pimpinan terhadap mahasiswa.
Namun terlepas dari setiap kebijakan yang
lahir tersebut, tentunya bukan hal muda untuk menyatukan gerakan dengan satu
visi bersama. Gerakan mahasiswa yang saat ini cenderung berkotak-kotak, pondasi
gerakan yang sektoral sampai pada polarisasi yang sistematis kadang luput dari
pandangan dan pengamatan mahasiwa yang dikenal sebagai agen perubahan dan
pengontrol sosial.
lahir tersebut, tentunya bukan hal muda untuk menyatukan gerakan dengan satu
visi bersama. Gerakan mahasiswa yang saat ini cenderung berkotak-kotak, pondasi
gerakan yang sektoral sampai pada polarisasi yang sistematis kadang luput dari
pandangan dan pengamatan mahasiwa yang dikenal sebagai agen perubahan dan
pengontrol sosial.
Oleh karena itu, melihat berbagai
permasalahan yang ada dalam tubuh gerakan mahasiswa maka perlu adanya
revitalisasi gerakan dalam upaya mewujudkan kembali kesadaran dan kepedulian
mahasiswa. Tentunya untuk membangun hal tersebut, semua perlu didasari atas
satu visi bersama dan pandangan yang sama serta yang terpenting adalah untuk
pembangunan gerakan yang lebih massif. Selain membangun visi bersama yang terpenting
untuk dibangun diawal adalah pembangunan keyakinan perjuangan itu sendiri
menuju wujud nyata atas praktik bukan sebatas kata-kata lisan yang terlontar dengan
balutan retorika semata.
permasalahan yang ada dalam tubuh gerakan mahasiswa maka perlu adanya
revitalisasi gerakan dalam upaya mewujudkan kembali kesadaran dan kepedulian
mahasiswa. Tentunya untuk membangun hal tersebut, semua perlu didasari atas
satu visi bersama dan pandangan yang sama serta yang terpenting adalah untuk
pembangunan gerakan yang lebih massif. Selain membangun visi bersama yang terpenting
untuk dibangun diawal adalah pembangunan keyakinan perjuangan itu sendiri
menuju wujud nyata atas praktik bukan sebatas kata-kata lisan yang terlontar dengan
balutan retorika semata.
Dan awal mula terbangunnya kesadaran dan
upaya membangunnya kesadaran itu harus
dimulai di pembangunan dan mematangkan pola kaderisasi sebab disitulah kekuatan
basis, kekuatan grassroot pembangunan
kaderisasai adalah kuncinya. baik dalam memantangkan pembentukan karakter dan
juga mental. Berlandaskan atas asas rasionalitas yang ilmiah juga bagian dari
langkah untuk membangun kembali kekuatan gerakan mahasiswa.
upaya membangunnya kesadaran itu harus
dimulai di pembangunan dan mematangkan pola kaderisasi sebab disitulah kekuatan
basis, kekuatan grassroot pembangunan
kaderisasai adalah kuncinya. baik dalam memantangkan pembentukan karakter dan
juga mental. Berlandaskan atas asas rasionalitas yang ilmiah juga bagian dari
langkah untuk membangun kembali kekuatan gerakan mahasiswa.
Membangun kesadaran dan kepedulian
tentunya tidak berbicara tentang pribadi dan individu apalagi mengedepankan
gaya berpolitik ala Partai, yang
terpenting adalah mengedepankan esensi politik nilai. Pembangunan untuk segenap stake holder yang ada, baik dalam
internal lembaga kemahasiswaan, mahasiswa internal dan eksternal kampus dan yang
terpenting adalah pembangunan kesadaran di masyarakat yang merupakan penopang
utama gerakan mahasiswa.
tentunya tidak berbicara tentang pribadi dan individu apalagi mengedepankan
gaya berpolitik ala Partai, yang
terpenting adalah mengedepankan esensi politik nilai. Pembangunan untuk segenap stake holder yang ada, baik dalam
internal lembaga kemahasiswaan, mahasiswa internal dan eksternal kampus dan yang
terpenting adalah pembangunan kesadaran di masyarakat yang merupakan penopang
utama gerakan mahasiswa.
Aksi massa yang selama ini menjadi
kekuatan sejati dari gerakan
mahasiswa tentunya tidak sekedar bergerak tanpa dasar kekuatan politik
mahasiswa itu sendiri, pembacaan kondisi yang tajam tentunya penting untuk
pembangunan nilai dan output dari setiap
gerakan yang dilakukan, sehingga mampu meredam rasa antipati setiap golongan
yang merasakan dampak dari aksi massa atau aksi jalanan yang dilakukan mahasiswa.
kekuatan sejati dari gerakan
mahasiswa tentunya tidak sekedar bergerak tanpa dasar kekuatan politik
mahasiswa itu sendiri, pembacaan kondisi yang tajam tentunya penting untuk
pembangunan nilai dan output dari setiap
gerakan yang dilakukan, sehingga mampu meredam rasa antipati setiap golongan
yang merasakan dampak dari aksi massa atau aksi jalanan yang dilakukan mahasiswa.
Dari segenap penjelasan ini tentunya kita
semua mengharapkan adanya kembali revitalisasi gerakan mahasiswa untuk
membangun kesadaran dan kepedulian mahasiswa untuk bergerak kembali dan
mengembalikan citra serta esensi perjuangan. Lembaga kemahasiswaan adalah
pemantik utama dari itu semua untuk menyatukan satu visi bersama yang lebih progresif
dan khususnya hal ini harus dimulai dari tubuh lembaga kemahasiswaan yang ada
di UNM secara keseluruhan. Dalam upaya mengoptimalkan proses kaderisasi di masing-masing
elemen mahasiswa yang ada di internal. Sebab kaderiasi adalah poin penting
dalam mewujudkan basis gerakan yang massif. Setidaknya mampu menunjukkan identitasnya
yang lebih progres dan menjadi patron bergerak tidak hanya menjadi tontonan dan
penonton apalagi menjadi bahan tertawaan.
semua mengharapkan adanya kembali revitalisasi gerakan mahasiswa untuk
membangun kesadaran dan kepedulian mahasiswa untuk bergerak kembali dan
mengembalikan citra serta esensi perjuangan. Lembaga kemahasiswaan adalah
pemantik utama dari itu semua untuk menyatukan satu visi bersama yang lebih progresif
dan khususnya hal ini harus dimulai dari tubuh lembaga kemahasiswaan yang ada
di UNM secara keseluruhan. Dalam upaya mengoptimalkan proses kaderisasi di masing-masing
elemen mahasiswa yang ada di internal. Sebab kaderiasi adalah poin penting
dalam mewujudkan basis gerakan yang massif. Setidaknya mampu menunjukkan identitasnya
yang lebih progres dan menjadi patron bergerak tidak hanya menjadi tontonan dan
penonton apalagi menjadi bahan tertawaan.
Kita kuat karena bersatu.
Hidup Mahasiswa!
*Bahrul M, Mahasiswa jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial UNM angkatan 2013